ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer
Di saat perusahaan-perusahaan Tiongkok terancam kehilangan pasar yang besar, investasi negara itu di India juga terancam.
“Ketika India menolak teknologi Tiongkok, lanskap bisnis yang kacau muncul. Sekarang, segala sesuatu yang dipertaruhkan oleh perusahaan teknologi Tiongkok untuk berhasil di pasar India sedang dihancurkan," kata Abishur Prakash, seorang futuris geopolitik dan salah satu pendiri Center for Innovating the Future, sebuah perusahaan konsultan yang bergerak di bidang teknologi dan geopolitik.
Hal tersebut juga dikemukakan oleh Gateway House. Menurut lembaga ini, perusahaan teknologi Tiongkok telah berinvestasi besar-besaran di perusahaan rintisan (startup) teknologi India, menggelontorkan sekitar 4 miliar dolar AS ke sektor ini sejak 2015.
Tetapi aturan pengetatan India pada investasi asing dapat membatasi kemampuan Tiongkok untuk memanfaatkan ledakan internet negara itu, kata Sukanti Ghosh, kepala think tank Albright Stonebridge Group yang berbasis di Washington untuk wilayah Asia Selatan.
Pada bulan April, pemerintah India mengisyaratkan akan mengambil langkah-langkah untuk mengekang pengaruh Tiongkok yang semakin meningkat. Negara mengumumkan bahwa investasi asing langsung (FDI) dari negara-negara yang berbagi perbatasan darat dengan India akan diperiksa lebih cermat.
“Langkah itu menunjukkan keinginan India untuk dengan hati-hati mengontrol aliran masuk investasi dan aset Tiongkok ke negara itu,” jelasnya.
“Kemudian, di tengah bentrokan perbatasan pada bulan Juni, pemerintah Maharashtra yang ramah investor, sebuah negara bagian barat di India, menghentikan atau membatalkan sejumlah perjanjian yang ditandatangani dengan perusahaan-perusahaan Tiongkok terkemuka awal tahun ini,” kata Ghosh.