Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo (dok. Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) akan kembali membeli Surat Berharga Negara (SBN) untuk pembiayaan APBN 2022 senilai Rp224 triliun. Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan pembelian SBN oleh BI ini bisa mengurangi beban bunga utang pemerintah.

Pasalnya, pembelian SBN oleh BI dilakukan melalui dua skema. Pertama, pembelian SBN senilai Rp40 triliun (klaster A), dengan tingkat suku bunga reverse repo BI tenor 3 bulan yang ditanggung BI. 

Kedua, BI akan membeli SBN senilai Rp184 triliun (klaster B) dengan tingkat suku bunga reverse repo BI tenor 3 bulan yang ditanggung pemerintah. Tingkat suku bunga reverse repo BI itu lebih rendah dari pasar.

"Selain bunganya lebih rendah dari pasar, sehingga mengurangi beban negara, BI juga menambah partisipasinya, yaitu untuk Rp58 triliun 2021, dan Rp40 triliun untuk 2022 itu tentu saja bunganya kami kembalikan ke Kemenkeu dan pemerintah. Sehingga bunganya menjadi lebih murah, yaitu 0 persen," kata Perry dalam konferensi pers virtual, Selasa (24/8/2021).

1. Beban pemerintah dikurangi hingga Rp17,36 triliun

Ilustrasi Obligasi/Surat Berharga (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut, Perry mengatakan dua skema yang digunakan untuk pembelian SBN tahun depan itu mengurangi beban negara hingga Rp17,36 triliun.

"Itu berasal dari bunga beban SBN yang lebih murah Rp13,74 triliun, dan pengembalian kupon oleh BI Rp3,62 triliun. Jadi totalnya Rp17,36 triliun ini adalah tambahan dari pengurangan beban yang sudah kami lakukan melalui SKB II dan Rp17,36 triliun kurang lebih akan berlaku sampai dengan maturitas dari SBN 5,6,7,8 tahun," ucap dia.

2. Pembelian SBN oleh BI untuk danai penanganan COVID-19

Editorial Team

Tonton lebih seru di