ilustrasi kebijakan ekonomi (Pixabay.com)
Di sisi lain, Perry mengatakan bahwa ketidakpastian pasar keuangan pada awal tahun ini sudah mulai mereda. Salah satu indikatornya, tren penguatan dolar AS yang mulai berhenti dan bahwa ada kecenderungan melemah.
"Dengan begitu, rupiah akan tetap stabil dengan kecenderungan menguat didukung oleh meredanya ketidakpastian global, kecenderungan penurunan yield obligasi negara maju, dan menurunnya tekanan penguatan dolar AS," ujar Perry.
Tak hanya itu, ketidakpastian global yang mereda juga tercermin dari aliran modal asing masuk atau net inflow ke pasar keuangan domestik.
"Aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio ke pasar keuangan domestik juga terus berlanjut dengan net inflows hingga akhir tahun 2023 tercatat sebesar 5,4 miliar dolar AS dan pada Januari 2024 (hingga 15 Januari 2024) tercatat sebesar 3,0 miliar dolar," tuturnya.
Rupiah yang bergerak relatif stabil juga didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia serta penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, Sekuritas valuta asing Bank Indonesia (SVBI), dan sukuk valuta asing Bank Indonesia (SUVBI) dalam rangka menarik aliran masuk portofolio asing dan pendalaman pasar uang.
"Koordinasi erat Bank Indonesia dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha terus diperkuat untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023," tuturnya.