ilustrasi suku bunga yang tinggi (iStockphoto.com/ Dilok Klaisataporn)
Perry menjelaskan, siklus kenaikan suku bunga kebijakan moneter negara maju, termasuk Fed Funds Rate (FFR), dan diperkirakan telah berakhir meskipun masih bertahan tinggi pada semester I/2024, dengan kemungkinan akan mulai menurun pada semester II/2024.
Selain itu, yield obligasi pemerintah negara maju, termasuk US Treasury menurun secara gradual tapi masih berada di level tinggi sejalan dengan premi risiko jangka panjang (term-premia) terkait besarnya pembiayaan fiskal dan utang pemerintah AS.
"Tekanan penguatan nilai tukar dolar AS terhadap berbagai mata uang dunia juga berkurang. Perkembangan tersebut mendorong berlanjutnya aliran masuk modal asing dan mengurangi tekanan pelemahan nilai tukar di emerging market, termasuk Indonesia," katanya.
Ke depan, beberapa risiko global tetap perlu dicermati karena dapat memengaruhi ketidakpastian perekonomian dunia, seperti berlanjutnya ketegangan geopolitik, pelemahan ekonomi di sejumlah negara utama, termasuk China, serta kepastian waktu dan besarnya penurunan suku bunga moneter negara maju, khususnya FFR.