Chairman Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell pada Rabu (21/9/2022) mengumumkan kenaikan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) untuk kelima kalinya tahun ini. (dok. YouTube Washington Post)
Lebih lanjut, Perry pun memperkirakan suku bunga The Fed baru akan berangsur turun mulai paruh kedua di 2024. Kondisi ini pun dipengaruhi dinamika perekonomian global yang diperkirakan masih akan meningkat.
"Ini dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina, perang Timur Tengah," jelasnya.
Suku bunga The Fed yang meningkat tahun ini pun berdampak pada naiknya imbal hasil surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun.
"Besarnya utang pemerintah Amerika Serikat karena untuk membiayai COVID-19 dan perang menyebabkan suku bunga obligasi pemerintahan Amerika Serikat atau yield UST juga meningkat tajam," tegasnya.
Dalam catatannya, imbal hasil UST di kuartal III tembus 4,57 persen dan kemungkinan masih akan naik hingga 5,16 persen di akhir tahun 2023.
"Suku bunga yield UST masih akan bertahan relatif tinggi di tahun 2024 dan mungkin baru mulai turun pada paruh kedua menjadi 4,87 persen," jelasnya.