Perry memproyeksi The Fed belum jadi menurunkan suku bunga pada Semester I 2024, namun pihaknya masih akan memantau berbagai perkembangan dari arah kebijakan The Fed.
"Kita monitor minggu ini nanti statementnya kayak apa. Ini faktor berita yang kemudian membawa dolar AS yang tempo hari melemah jadi menguat lagi. Tempo hari dolar indeks yang turun 102 lalu naik lagi bahkan di atas 103, ini indeks dolar AS terhadap berbagai macam mata uang dunia. Sehingga seluruh mata uang dunia melemah tidak terkecuali rupiah," ujar Perry.
Meski demikian, Perry menegaskan bahwa BI terus melakukan intervensi untuk menstabilkan rupiah agar sesuai fundamental. BI optimistis, nilai tukar rupiah akan tetap stabil dengan kecenderungan menguat didukung oleh meredanya ketidakpastian global, kecenderungan penurunan yield obligasi negara maju, dan menurunnya tekanan penguatan dolar AS.
"Positifnya perkembangan nilai tukar rupiah ke depan didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia serta penguatan strategi operasi moneter pro-market Bank Indonesia dalam rangka menarik aliran masuk portofolio asing dan pendalaman pasar uang," tegasnya.
Perry menambahkan, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023.