Kantor Bank Indonesia (BI). IDN Times/Hana Adi Perdana
Meski begitu, Firman menekankan dampak kebangkrutan Silicon Valley Bank ke Indonesia tidak terlalu besar. Dia mengatakan, kondisi perbankan di Indonesia cukup kuat naik dari sisi permodalan, eksposur, dan sebagainya.
"Kita ingin bangun, kalau semuanya panik, ya, sekuat apapun jadi bermasalah. Makanya kita ingin sampaikan dari sisi permodalan, dari sisi eksposur juga," ucap Firman.
Dia mengatakan, saat ada kabar Silicon Valley Bank mengalami kebangkrutan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) alias seluruh anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Seluruh anggota KSSK itu bersama-sama ingin menjaga sentimen positif meski ada kebangkrutan Silicon Valley Bank yang menggemparkan dunia.
"Bagaimana kita membangun ekspektasi. Ini yang kemarin disampaikan setelah ada kebijakan kasus di AS. KSSK muncul dengan statement. Kemudian OJK, BI, LPS, semuanya bagian dari KSSK. Kita lakukan berbagai studi, kita lakukan ujian. Stress test itu kan namanya stress, kita tarik seberapa kuat tarikan kita, putus gak. Misalnya dari sisi portofolio, dari sisi aset, dengan dipengaruhi oleh berbagai indikator ekonomi makro," ujar Firman.