Jakarta, IDN Times - PT Bio Farma akan mengajukan izin darurat penggunaan (emergency use authorization/EUA) vaksin Sinovac ke Badan Pengelola Obat dan Makanan (BPOM) untuk mempercepat akses vaksin COVID-19 bagi publik. Namun, untuk bisa memperoleh EUA, Bio Farma akan menyampaikan laporan interim mengenai hasil uji klinis vaksin COVID-19 buatan Sinovac yang melibatkan 1.620 relawan.
"Jadi, proses registrasi vaksin nanti akan melalui mekanisme emergency use authorization). Laporan interim rencananya akan disampaikan pada Januari 2021," ungkap Direktur Utama Bio Farma, Honesty Basyir ketika memberikan keterangan pers virtual di Jakarta pada Kamis, 30 September 2020.
Ia menyampaikan uji klinis tahap ketiga vaksin Sinovac sudah berjalan selama satu bulan. Sejauh ini belum ditemukan efek samping yang signifikan. Namun, tim riset uji klinis ketiga vaksin Sinovac baru bisa menilai efektivitas dan efek samping vaksin pada akhir Januari 2021.
Apakah aman memberikan vaksin COVID-19 di bawah izin penggunaan darurat? Sebab, pemberian vaksin dengan izin darurat bermakna publik diimunisasi dengan vaksin yang belum lolos uji klinis tahap ketiga. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun hingga kini belum menyetujui satu pun kandidat vaksin COVID-19.