Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dummy logam mulia Antam di Layanan Konter Emas BSI (IDN Times/Umi Kalsum)
Dummy logam mulia Antam di Layanan Konter Emas BSI (IDN Times/Umi Kalsum)

Intinya sih...

  • Total tabungan emas BSI tembus 1,1 ton, dengan lebih dari 200 ribu nasabah yang memanfaatkan layanan tersebut.

  • Minat masyarakat untuk investasi emas meningkat karena fleksibilitas tinggi dan harga emas yang terus meningkat.

  • Indonesia memiliki potensi besar dalam industri emas dan mampu memproduksi hampir 110 ton emas per tahun dari hasil tambang dalam negeri.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times -Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), Anggoro Eko Cahyo, menargetkan nilai usaha bullion atau bisnis emas mencapai Rp100 triliun dalam lima tahun mendatang. Saat ini, total bisnis emas BSI tercatat senilai Rp17 triliun, yang mencakup produk tabungan emas, gadai emas, serta layanan cicil emas.

“Kami (di BSI) ini sekarang total bisnis emas senilai Rp17 triliun, dan kami menargetkan pada tahun 2030 akan mencapai Rp100 triliun,” kata Anggoro Eko Cahyo saat ditemui dalam acara ISEF di Jakarta, Rabu (8/10/2025).

1. Total tabungan emas BSI tembus 1,1 ton

Dummy logam mulia Antam di Layanan Konter Emas BSI (IDN Times/Umi Kalsum)

Ia menjelaskan, sejak layanan bank emas (bullion bank) diluncurkan pada Februari 2025, total tabungan emas di BSI terus mengalami kenaikan. Saat ini, total tabungan emas BSI telah mencapai 1,1 ton, dengan lebih dari 200 ribu nasabah yang memanfaatkan layanan tersebut.

Adapun nilai tabungan emas tersebut berasal dari kegiatan usaha jual, beli, gadai, dan cicil emas, yang kini menjadi fokus utama perusahaan.

2. Minat masyarakat untuk investasi emas meningkat

Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo saat ditemui dalam acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025. (Dok/Istimewa),

Menurut Anggoro Eko Cahyo, pencapaian ini mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap investasi emas berbasis syariah. Hal ini tidak lepas dari fakta bahwa emas menawarkan fleksibilitas tinggi bagi nasabah. Emas mudah digadaikan kapan pun nasabah membutuhkan dana, dan juga dapat dicicil dengan mudah bagi mereka yang ingin memilikinya secara bertahap.

Selain itu, harga emas yang cenderung terus meningkat turut mendorong minat masyarakat untuk berinvestasi. Bahkan, pada pagi ini, harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) telah menembus angka Rp2.296.000 per gram, yang menunjukkan tren kenaikan harga yang konsisten.

“Saya rasa usaha bullion ini sangat positif. Emas kini menjadi investasi yang aman dan tentu saja mudah diakses oleh masyarakat, memberikan mereka kesempatan untuk berinvestasi dengan cara yang sesuai dengan prinsip syariah,” ujar Anggoro.

Tidak hanya usaha bullion berbasis syariah, BSI juga fokus mengembangkan ekosistem ekonomi syariah (sharia/Islamic economy ecosystem) di seluruh sektor halal, termasuk makanan dan minuman, fesyen, serta perjalanan ibadah.

“Pelaksanaan haji, umrah, dan juga ekosistem Islam lainnya, termasuk industri makanan halal, fesyen halal, serta travel umroh, adalah ekosistem yang kami dorong juga,” ujar Anggoro.

3. Indonesia punya potensi besar dalam industri emas

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara ISEF (Dok/Istimewa).

Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemanfaatan Bullion Bank yang telah diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia harus didorong secara optimal, baik melalui Bank Syariah Indonesia maupun pegadaian.

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar dalam industri emas dan mampu memproduksi hampir 110 ton emas per tahun dari hasil tambang dalam negeri. Emas ini, kata Airlangga, dapat menjadi salah satu "underlying asset" yang memperkuat ekonomi syariah di Indonesia, dengan peran penting dalam menjaga kestabilan finansial.

"Kita memiliki potensi besar dalam industri emas, di mana tambang kita dapat memproduksi hampir 110 ton emas setiap tahunnya. Emas ini tentu bisa menjadi landasan yang kuat untuk ekonomi syariah dan sangat penting untuk disimpan, salah satunya oleh pesantren, dalam bentuk emas. Jika pesantren menabung emas, maka mereka akan terlindungi dari gonjang-ganjing ekonomi global. Emas, yang nilainya selalu tinggi, adalah investasi yang 'recession-proof' dan 'turbulent-proof'," tegas Airlangga.

Editorial Team