Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi peternakan ayam
ilustrasi peternakan ayam (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Biaya pemeliharan ayam lokal rendah, adaptasi lingkungan tinggi, risiko kerugian rendah

  • Permintaan pasar stabil karena cita rasa dan nilai gizi yang tinggi

  • Ayam lokal mudah dikembangkan di rumah, cocok untuk bisnis keluarga

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam kondisi ekonomi yang serba tidak pasti, mencari sumber penghasilan alternatif menjadi langkah bijak untuk tetap bertahan. Salah satu usaha yang belakangan semakin dilirik adalah beternak ayam kampung. Jenis unggas ini dikenal tangguh, tidak memerlukan perawatan rumit, dan memiliki nilai jual yang stabil di pasaran. Di berbagai daerah, beternak ayam lokal bahkan menjadi sumber ekonomi utama masyarakat pedesaan yang ingin mandiri tanpa bergantung pada pekerjaan formal.

Ayam lokal memiliki keunggulan yang tidak dimiliki ayam ras modern. Selain lebih tahan terhadap penyakit, daging dan telurnya memiliki cita rasa khas yang digemari banyak orang. Dengan modal yang tidak terlalu besar dan potensi pasar yang terus tumbuh, usaha ternak ayam kampung bisa menjadi pilihan realistis untuk tetap bertahan di tengah tantangan ekonomi saat ini. Berikut ini alasan utama mengapa bisnis ternak ayam lokal bisa bantu kamu survive.

1. Biaya pemeliharan cukup rendah

ilustrasi peternakan ayam (freepik.com/freepik)

Salah satu keuntungan besar dalam beternak ayam lokal adalah biaya perawatannya yang tidak terlalu tinggi. Jenis ayam ini bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan tidak memerlukan kandang modern atau pakan buatan yang mahal. Bahkan, ayam lokal dapat dibiarkan mencari makan sendiri di halaman atau pekarangan, asalkan tetap diberikan asupan tambahan seperti jagung, dedak, atau sisa makanan rumah tangga.

Keunggulan ini membuat modal awal yang diperlukan jauh lebih kecil dibandingkan beternak ayam broiler. Selain itu, karena daya tahan tubuh ayam kampung cukup kuat, risiko kerugian akibat penyakit massal juga lebih rendah. Kamu cukup memberinya pakan alternatif yang murah dan tentunya dengan sedikit kreativitas dan belajar dari media sosial.

2. Permintaan pasar yang stabil

ilustrasi ayam(pexels.com/italomelo)

Ayam lokal selalu memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Indonesia. Baik untuk kebutuhan harian maupun acara adat, daging ayam kampung dianggap lebih gurih dan menyehatkan dibanding ayam ras. Karena itulah permintaan terhadap ayam kampung tidak pernah surut, bahkan cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pangan alami dan non-hormon.

Telur ayam kampung juga memiliki nilai jual tinggi. Banyak yang percaya bahwa telur ayam kampung lebih bergizi dan baik untuk kesehatan, terutama bagi anak-anak dan orang tua. Dengan permintaan yang stabil sepanjang tahun, peternak tidak perlu khawatir kehilangan pasar.

3. Mudah dikembangkan di lingkungan rumah

ilustrasi ayam(pexels.com/italomelo)

Ternak ayam lokal tidak memerlukan lahan luas. Bahkan, sebagian orang memulainya hanya dengan halaman belakang rumah. Hal ini menjadikan usaha ini sangat cocok dijalankan secara rumahan, terutama bagi yang tinggal di desa atau daerah semi perkotaan. Dengan pengaturan yang rapi dan pemberian pakan yang cukup, ayam kampung dapat tumbuh sehat tanpa harus mengganggu aktivitas sehari-hari.

Selain itu, beternak ayam kampung juga bisa dijadikan kegiatan produktif bagi keluarga. Anak-anak dapat dilibatkan untuk memberi makan atau membersihkan kandang, sehingga mereka belajar tanggung jawab sekaligus memahami nilai kerja keras. Bila dikelola dengan konsisten, usaha kecil ini dapat berkembang menjadi bisnis keluarga yang menjanjikan.

4. Risiko kerugian yang relatif kecil

ilustrasi ayam(pexels.com/italomelo)

Berbeda dengan ternak ayam ras yang memerlukan perawatan intensif dan modal besar, ayam kampung cenderung lebih fleksibel terhadap perubahan kondisi. Bahkan jika terjadi penurunan harga pasar, peternak masih bisa bertahan karena biaya operasionalnya rendah. Ayam kampung juga memiliki daya tahan tubuh tinggi terhadap cuaca ekstrem dan penyakit umum yang sering menyerang unggas.

Jika sewaktu-waktu diperlukan, ayam lokal juga dapat dijual secara satuan untuk kebutuhan mendesak. Fleksibilitas ini membuat usaha ternak ayam lokal lebih tahan terhadap guncangan ekonomi. Dalam situasi sulit, memiliki ternak di rumah bisa menjadi bentuk investasi hidup yang sangat membantu, baik untuk kebutuhan pangan sendiri maupun sumber pemasukan tambahan.

5. Potensi usaha turunan yang menjanjikan

ilustrasi ayam(pexels.com/italomelo)

Beternak ayam lokal tidak hanya menghasilkan daging dan telur, tetapi juga membuka peluang usaha turunan lain yang bernilai ekonomi tinggi. Misalnya, kotoran ayam dapat diolah menjadi pupuk organik yang bermanfaat bagi petani. Selain itu, bulu ayam bisa dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan tangan atau pembersih industri kecil. Semua bagian dari ayam kampung dapat dimaksimalkan untuk menambah nilai ekonominya.

Tak hanya itu, bisnis kuliner berbasis ayam kampung juga tengah berkembang pesat. Banyak restoran dan warung makan yang menjadikan ayam lokal sebagai menu andalan, mulai dari ayam bakar, soto, hingga rica-rica. Peternak bisa bekerja sama dengan pelaku kuliner untuk memasok ayam segar, menciptakan rantai ekonomi yang saling menguntungkan.

Menjalani bisnis ternak ayam kampung bukan sekadar mencari keuntungan finansial, tetapi juga bagian dari upaya membangun kemandirian ekonomi. Dengan modal kecil, ketekunan, dan pemanfaatan sumber daya lokal, bisnis ternak ayam lokal bisa bantu kamu survive. Siapa pun bahkan bisa memulainya dari rumah, lho.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team