Ilustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)
Di sisi lain, perseroan melaporkan EBITDA di 9M21 mencapai Rp248 miliar, naik Rp 12,5 miliar dibandingkan 9M20. Ada empat faktor yang mendukung perbaikan kinerja perseroan di 2021 ini.
Pertama, beban langsung Perseroan turun 9,6 persen atau Rp 125,3 miliar di 9M21 dibandingkan 9M20 sebagai hasil dari efisiensi operasional Perseroan.
Kedua, perseroan melakukan efisiensi sehingga beban usaha juga turun Rp46,2 miliar di 9M21 dibandingkan 9M20. Dengan demikian, rugi usaha perseroan di 9M21 jauh membaik dari yang sebelumnya Rp177 miliar di 9M20 menjadi Rp108 miliar di 9M21.
Ketiga, lini bisnis Perseroan yaitu Mobil Go yang bergerak pada penjualan mobil bekas eks armada Bluebird, menunjukkan kinerja yang sangat baik. Laba atas penjualan aset naik sangat signifikan dari yang sebelumnya mencatat kerugian sebesar -Rp5,4 miliar di 9M20, menjadi laba sebesar RP48,6 miliar di 9M21.
"Hal ini didorong dari peningkatan volume dan juga perbaikan di harga jual per unit," bunyi keterangan resmi Blue Bird.
Keempat, perseroan meluncurkan MyBlueBird 5 dan juga berkolaborasi dengan berbagai platform lain untuk booking channel dan payment channel taksi. Kolaborasi itu memberikan fleksibilitas lebih bagi customer dalam melakukan pemesanan dan pembayaran.