BNI telah meluncurkan The New BNI Mobile Banking bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-75 BNI pada 5 Juli 2021 lalu. (Dok. BNI)
Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini pun menambahkan, BNI terus memperkuat posisi permodalan dan likuiditas meski masih di tengah pemulihan ekonomi saat ini.
BNI pun mencatat, dana pihak ketiga tumbuh 8,4 persen secara yoy dengan rasio dana murah atau current account and saving account (CASA) masih mendominasi dan terus meningkat menjadi 69,2 persen dari periode sama tahun lalu yang hanya 67,9 persen.
“Pertumbuhan dana murah ini mendorong perbaikan cost of fund dari 1,74 persen pada akhir kuartal pertama 2021 menjadi 1,46 persen pada kuartal pertama 2022. Ruang untuk ekspansi pun masih terbuka, ditunjukkan dari loan to deposit ratio yang berada pada 85,02 persen. Di sisi permodalan, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) berada pada posisi 19,3 persen, naik 120 basis poin secara yoy,” tutur Novita.
Novita melanjutkan, perbaikan risiko kredit juga memberi dukungan peningkatan kinerja yang baik pada awal tahun ini. Loan at risk BNI pada kuartal-I 2022 tercatat 22,1 persen atau membaik 4,8 persen secara yoy.
Demikian juga halnya dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) BNI yang terus bergerak membaik 60 basis poin yoy ke posisi 3,5 persen dari periode sama tahun lalu 4,1 persen.
“Restrukturisasi kredit akibat pandemik terus menunjukkan perbaikan yang semakin positif pada awal 2022. Kredit restrukturisasi COVID-19 tercatat Rp69,6 triliun, turun dari posisi periode sama tahun lalu sebesar Rp84,3 triliun. Bahkan, debitur BNI terdampak pandemik telah mulai melakukan pembayaran sehingga kami optimis tren perbaikan kualitas kredit akan terus berjalan di semua segmen,” papar Novita.