Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Lanskap gedung BNI. (Dok. BNI)

Jakarta, IDN Times - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus fokus dalam pembiayaan sektor hijau atau berkelanjutan. Hal itu dibuktikan lewat gelontoran pembiayaan sektor hijau yang mencapai Rp176,6 triliun atau 28,6 persen dari total kredit BNI hingga akhir Juni 2022.

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan bahwa seluruh pembiayaan tersebut ditujukan bagi industri yang menghasilkan produk atau jasa dengan dampak positif terhadap lingkungan hidup.

"Sebagai first mover green banking, BNI telah membuktikan bahwa implementasi green financing di Indonesia mampu berkorelasi positif dengan profitabilitas. Transformasi digital yang mendorong transaction banking terus mendorong implementasi green banking BNI semakin komprehensif," ucap Royke dalam konferensi pers virtual, Jumat (29/7/2022).

1. Peruntukkan green financing

ilustrasi pembiayaan (pexels.com/@pixabay)

Royke menambahkan, pembiayaan hijau atau green financing BNI sejauh ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pembangunan ekonomi melalui pemberdayaan UMKM senilai Rp117,9 triliun.

Selebihnya digunakan untuk kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau Rp16,1 triliun, energi baru terbarukan (EBT) sebesar Rp12 triliun, dan pengelolaan polusi sebesar Rp7,2 triliun, serta pengelolaan air dan limbah sebesar Rp23,4 triliun.

"BNI juga menghadirkan kemudahan kepemilikan kendaraan listrik melalui pembiayaan konsumer BNI dan pembiayaan melalui anak usaha BNI Multifinance dengan bunga yang lebih menarik dibandingkan dengan pembiayaan untuk mobil konvensional. Kami juga bekerja sama dengan PLN dalam pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dengan skema partnership di lingkungan kantor BNI," tutur Royke.

2. Pembiayaan pada EBT terus meningkat

Editorial Team

Tonton lebih seru di