Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pesawat sedang mengisi Avtur (dok. Pertamina)
ilustrasi pesawat sedang mengisi Avtur (dok. Pertamina)

Intinya sih...

  • Cathay Pacific menargetkan 10% pemakaian avtur ramah lingkungan pada 2030

  • Boeing berupaya mewujudkan penerbangan yang lebih berkelanjutan melalui pesawat yang lebih baru dan efisien

  • Pentingnya International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) CORSIA dalam menjaga integritas dan keberlanjutan rantai pasok SAF

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) telah menyelesaikan uji coba penerbangan pesawat menggunakan avtur ramah lingkungan dari minyak goreng bekas/jelantah atau used cooking oil (UCO).

Penerbangan perdana menggunakan avtur ramah lingkungan (sustainable aviation fuel/SAF) dari minyak jelantah telah dilakukan dengan maskapai Pelita Air rute Jakarta-Bali pada 20 Agustus 2025 lalu.

Dalam diskusi bertajuk "Sustainability: Indonesia’s Emission Reduction Ambition and the Benefits of SAF” pada Pertamina SAF Forum 2025, Country Manager Indonesia Cathay Pacific Airways, Tony Sham mengatakan Indonesia berpotensi menjadi pemasok avtur berbasis minyak jelantah.

"Indonesia berpotensi menjadi pemasok strategis SAF berbasis minyak jelantah bila tantangan ketersediaan dan harga dapat diatasi melalui kolaborasi lintas pelaku,” kata Tony dikutip dari Energia Weekly, Selasa (21/10/2025).

1. Cathay Pacific bakal tingkatkan pemakaian avtur ramah lingkungan

pesawat maskapai penerbangan Cathay Pacific (unsplash.com/rstarg)

Tony mengatakan, Cathay Pacific menargetkan 10 persen pemakaian avtur ramah lingkungan pada 2030.

“Cathay Pacific menargetkan 10 persen pemakaian pada 2030, sementara pada tahun 2024 saja Cathay Pacific telah menggunakan 6.884 KL SAF," ujar Tony.

2. Dekarbonisasi di sektor penerbangan libatkan seluruh industri

Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus memasok avtur untuk penerbangan haji Embarkasi Lombok. (dok. Pertamina)

Sementara itu, Senior Managing Director Boeing, Malcom An menyoroti upaya dekarbonisasi di sektor penerbangan membutuhkan pendekatan yang melibatkan seluruh industri. 

“Boeing berupaya mewujudkan penerbangan yang lebih berkelanjutan melalui pesawat yang lebih baru dan efisien, energi yang lebih bersih, serta teknologi canggih," tutur Malcom.

Malcom mengatakan, di kawasan Asia Tenggara, minat untuk mengubah minyak jelantah dan limbah pertanian menjadi SAF terus meningkat.

"Kawasan ini memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar sendiri, bahkan berpotensi memproduksi lebih untuk diekspor,” kata Malcom.

3. Sertifikasi tak boleh dilupakan

Pengisian avtur ke maskapai kloter JCH embarkasi Palembang (Dok. Pertamina Patra Niaga)

Dari sisi sertifikasi, CEO Qualitas Sertifikasi Indonesia, Ryanza Prasetya menegaskan pentingnya International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) CORSIA dalam menjaga integritas dan keberlanjutan rantai pasok SAF.

“Sertifikasi ini memastikan asal bahan baku, perhitungan emisi, dan ketelusuran di setiap tahap produksi berjalan transparan dan sesuai standar global,” tutur Ryanza.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra menyampaikan melalui penyelenggaraan Pertamina Sustainable Aviation Fuel Forum 2025, Pertamina Patra Niaga menegaskan komitmennya untuk berada di garis depan dalam pengembangan energi bersih bagi industri penerbangan. 

“Forum ini menjadi ruang penting untuk memperkuat kolaborasi dan menegaskan kesiapan teknis Indonesia dalam menghadirkan bahan bakar penerbangan berkelanjutan yang kompetitif dan berstandar global,” kata Mars Ega.

Editorial Team