Terminal peti kemas di Pelabuhan Batam, Kepulauan Riau. (dok. BP Batam)
Dendi mengatakan, BP Batam sudah memprioritaskan peningkatan infrastruktur Pelabuhan Batam selama dua tahun terakhir. Dengan upaya yang dilakukan, harapannya layanan bongkar muat di pelabuhan tersebut bisa setara dengan di Jakarta dan Surabaya.
"Kami juga telah menyiapkan sejumlah kebijakan agar pelabuhan bongkar muat ini bisa sejajar dengan kota lainnya seperti di Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan lainnya," ujar Dendi.
Dendi mengatakan, Terminal Batu Ampar telah difokuskan menjadi terminal peti kemas selama dua tahun terakhir. Pihaknya pun telah melakukan pengadaan alat bongkar muat STS Crane, pembangunan lapangan penumpukan, pendalaman alur kolam dermaga utara sejak akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2023, pembangunan Auto Gate System dan melakukan perkuatan dermaga.
"Dalam dua tahun, BP Batam menghabiskan capex (capital expenditure) sekitar Rp489 miliar. Kita sudah menginvestasikan banyak hal dan akan terus berinvestasi ke depannya. Kegiatan logistik ini harus mendapatkan perhatian agar dapat memberikan pelayanan yang lebih terhadap standar SLA kepada pelaku usaha biar betul-betul efektif dan efisien," tutur Dendi.