Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-08-05 at 11.16.46.jpeg
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,12 persen secara tahunan (Youtube.com/BPS)

Intinya sih...

  • Sektor pertambangan kontraksi 1,98 persen di kuartal III-2025

  • Kontraksi disebabkan oleh penurunan kinerja pada subsektor minyak dan gas bumi, batu bara, dan bijih logam

  • Hampir seluruh lapangan usaha tumbuh positif, dengan sektor informasi dan komunikasi tumbuh paling tinggi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor pertambangan menjadi satu-satunya lapangan usaha yang mengalami kontraksi pada kuartal III-2025.

Secara tahunan (year on year), sektor ini turun 1,98 persen. Sementara, secara keseluruhan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,04 persen pada periode yang sama.

“Jadi benar, lapangan usaha kategori pertambangan dan penggalian mengalami penurunan,” kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/11/2025).

1. Ada penurunan kinerja sektor migas, batu bara dan bijih logam

Aktivitas di sumur ekplorasi Jatibarang Field di Jawa Barat. SKK Migas meminta KKKS bersama-sama mengatasi kenaikan emisi CO2 dengan teknologi CCUS, sehingga pengelolaannya lebih ramah lingkungan, dapat bersaing pada tingkat global sekaligus kebutuhan energi migas nasional memenuhi target produksi minyak menjadi 1 juta barel per hari (BPOD) dan gas 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 (IDN Times/Dhana Kencana)

Edy menjelaskan, kontraksi di sektor pertambangan utamanya disebabkan oleh penurunan kinerja pada subsektor minyak dan gas bumi (migas), batu bara, dan bijih logam.

“Pertambangan batu bara pada kuartal III menurun sebesar 7,29 persen akibat penurunan permintaan di pasar global. Jika dilihat dari data ekspor, batu bara juga mengalami kontraksi,” ujar Edy.

Selain batu bara, pertambangan bijih logam turun 3,19 persen. Penurunan ini disebabkan turunnya produksi bijih tembaga dan emas, terutama di wilayah Papua.

“Utamanya bijih tembaga dan emas di Papua. Sepertinya ini terkait dengan Freeport, karena ada beberapa kondisi kahar yang menyebabkan penurunan produksi tembaga dan emas,” kata dia.

2. Rincian pertumbuhan per sektor lapangan usaha

ilustrasi jejak pertambangan mangan (pexels.com/Vlad Chețan)

Di luar pertambangan, hampir seluruh lapangan usaha tumbuh positif pada kuartal III-2025. Sektor yang memberi kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) adalah industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan, dengan total kontribusi mencapai 65,02 persen terhadap PDB.

Secara rinci, industri pengolahan tumbuh 5,54 persen, perdagangan naik 5,49 persen, dan transportasi serta pergudangan meningkat 8,62 persen.

Sektor informasi dan komunikasi tumbuh paling tinggi, mencapai 9,65 persen. Kemudian, jasa pendidikan melonjak 10,59 persen seiring tahun ajaran baru dan peningkatan belanja fungsi pendidikan dengan kontribusi 2,74 persen.

Sementara itu, jasa perusahaan dan jasa lainnya tumbuh tinggi masing-masing 9,94 persen dan 9,92 persen.

3. Pertumbuhan ekonomi kuartal III hanya tumbuh 5,04 persen

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

BPS mencatat, perekonomian Indonesia pada kuartal III-2025 tumbuh 5,04 persen (yoy), lebih tinggi dari kuartal III-2024 yang tumbuh 4,95 persen.

Berdasarkan besaran PDB, ekonomi Indonesia tercatat sebesar Rp6.060 triliun atas dasar harga berlaku dan Rp3.444,8 triliun atas dasar harga konstan.

“Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 tumbuh 5,04 persen (yoy). Secara kuartalan tumbuh 1,43 persen,” kata Edy.

Ia menambahkan, pertumbuhan kuartalan (quarter to quarter/qtq) ini lebih rendah dibanding kuartal II-2025 yang tumbuh 4,04 persen.

“Penurunan laju ekonomi secara kuartalan disebabkan pola musiman. Biasanya pertumbuhan pada kuartal III lebih rendah dibanding kuartal II,” bebernya.

Editorial Team