Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Screenshot 2025-11-05 165043.jpg
Capaian tenaga kerja berdasarkan pendidikan terakhirnya. (Dok/Istimewa).

Intinya sih...

  • Tenaga kerja dengan pendidikan Diploma IV hingga S3 capai 10,84 persen. Tren peningkatan pendidikan tinggi terus terlihat, menandai pertumbuhan yang stabil sejak 2023.

  • Daftar penduduk bekerja menurut pendidikannya: SD ke bawah capai 34,75 persen, Sekolah Menengah Atas capai 21,19 persen, Sekolah Menengah Pertama capai 17,11 persen.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Moh Edy Mahmud menjelaskan, tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator utama dalam menilai kualitas dan produktivitas tenaga kerja di Indonesia.

Berdasarkan data Agustus 2025, sebagian besar penduduk yang bekerja di Indonesia masih memiliki tingkat pendidikan rendah, yaitu setingkat SD atau bahkan lebih rendah. Kondisi ini konsisten dengan pola yang tercatat pada Agustus 2023 dan 2024.

"Pada Agustus 2025, hanya 13,06 persen dari penduduk yang bekerja yang memiliki pendidikan tinggi, seperti diploma atau lebih. Sementara itu, 34,75 persen pekerja masih berpendidikan SD ke bawah," ungkapnya dalam konferensi pers BPS, Rabu (5/11/2025).

1. Tenaga kerja dengan pendidikan Diploma IV hingga S3 capai 10,84 persen

ilustrasi mencari informasi lowongan kerja di internet (pexels.com/Liza Summer)

Meski demikian, tren peningkatan pendidikan tinggi terus terlihat. Tenaga kerja dengan pendidikan Diploma IV hingga S3 kini mencapai 10,84 persen atau naik dibandingkan Agustus 2024 sebesar 10,50 persen, menandai pertumbuhan yang stabil sejak 2023. Hal ini menunjukkan pergeseran perlahan menuju tenaga kerja yang lebih terampil dan berkompetensi tinggi.

Jika dibandingkan dengan Agustus 2024, jumlah pekerja berpendidikan SD ke bawah, SMP, dan Diploma I/II/III mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,05 persen poin, 0,51 persen poin, dan 0,10 persen poin.

"Sementara itu, pekerja dengan pendidikan SMA, SMK, dan Diploma IV hingga S3 meningkat, dengan kenaikan terbesar terjadi pada SMK sebesar 1,03 persen poin," ucapnya.

Perubahan ini mencerminkan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia, yang menjadi kunci dalam menghadapi persaingan pasar tenaga kerja dan mendukung produktivitas nasional. Dengan semakin banyaknya tenaga kerja berpendidikan menengah dan tinggi, diharapkan kemampuan dan daya saing pekerja Indonesia akan terus meningkat di masa mendatang.

2. Daftar penduduk bekerja menurut pendidikannya

ilustrasi kuliah (pexels.com/Yan Krukau)

Berikut distribusi penduduk bekerja menurut pendidikannya

  • SD ke bawah capai 34,75 persen

  • Sekolah Menengah Atas capai 21,19 persen

  • Sekolah Menengah Pertama capai 17,11 persen

  • Sekolah Menengah Kejuruan capai 13,89 persen

  • Diploma IV, S1, S2, S3 capai 10,84 persen

  • Diploma I, II, III capai 2,22 persen

3. Jumlah pengangguran capai 7,46 juta orang

Ilustrasi lowongan kerja (freepik.com/vector4stock)

Edy menjelaskan jumlah pengangguran pada Agustus 2025 mencapai 7,46 juta orang. Jumlah tersebut menurun dibandingkan dengan Agustus 2024.

“Angkatan kerja yang tidak terserap menjadi pengangguran sebesar 7,46 juta orang, atau menurun sekitar 4.000 orang dibandingkan bulan Agustus 2024,” kata Edy.

Berdasarkan struktur ketenagakerjaan per Agustus 2025, jumlah penduduk usia kerja tercatat sebanyak 218,17 juta orang, meningkat 2,80 juta orang dibandingkan Agustus 2024. Dari jumlah tersebut, angkatan kerja, yaitu mereka yang bekerja atau sedang mencari kerja, mencapai 154 juta orang, naik 1,89 juta orang dibanding tahun sebelumnya.

Sementara itu, jumlah bukan angkatan kerja, seperti pelajar, ibu rumah tangga, dan pensiunan, mencapai 64,17 juta orang, atau meningkat 0,91 juta orang dari tahun sebelumnya.

“Dari total angkatan kerja tersebut, sebanyak 146,54 juta orang di antaranya bekerja. Jumlah penduduk yang bekerja ini bertambah sekitar 1,90 juta orang dibandingkan dengan bulan Agustus 2024,” ujarnya.

Jika dirinci, penduduk yang bekerja terdiri atas pekerja penuh sebanyak 98,65 juta orang, atau bertambah sekitar 0,20 juta orang, dan pekerja paruh waktu sebanyak 36,29 juta orang, bertambah 1,66 juta orang.

"Jumlah setengah pengangguran tercatat sebanyak 11,60 juta orang, atau bertambah 0,04 juta orang dibandingkan tahun sebelumnya," ucap Edy.

Editorial Team