Menurut penjelasan Anton, terdapat 8 indikator kondisi UMKM yang direkam dan ditunjukkan BMSI. Kedelapan indikator itu adalah volume produksi, total nilai jual, rata-rata penjualan, volume pesanan, volume pesanan barang input, volume persediaan barang jadi, rata-rata jumlah karyawan, dan realisasi investasi.
Indikator-indikator ini adalah dasar perhitungan BMSI, yang pada akhirnya bisa menunjukkan apakah kondisi UMKM dalam tren baik atau buruk. Skor yang digunakan dalam indeks ini adalah 0-200. Kondisi UMKM bisa dikatakan positif jika indeks menunjukkan angka di atas 100. Apabila skor kurang dari 100, maka kondisi UMKM sedang memburuk atau dalam tren negatif.
BMSI mengukur kinerja UMKM yang bergerak di 8 sektor yakni pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan; pertambangan, penggalian, listrik, gas, air bersih; industri pengolahan, konstruksi, perdagangan besar dan eceran, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, serta jasa.
Survei yang dilakukan untuk menyusun BMSI menggunakan metode sampling stratified systematic random . Survei indeks ini memiliki tingkat margin of error kurang lebih 2 persen, dan sudah memenuhi kaidah statistik serta metodologi yang ideal.