Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bank BTN. (Dok. BTN)
Bank BTN. (Dok. BTN)

Intinya sih...

  • Skema KPP mirip KUR, dengan bunga khusus dan limit kredit hingga Rp5 miliar untuk developer UMKM serta Rp500 juta bagi debitur.

  • Limit kredit lebih besar membuat masyarakat mudah membeli rumah dan menjalankan usaha, dengan bunga hanya enam persen.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau BTN menargetkan menjadi penyalur terbesar program Kredit Program Perumahan (KPP) yang baru diluncurkan pemerintah. Optimisme tersebut ditopang solidnya ekosistem serta basis data pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang dimiliki BTN di sektor pembiayaan perumahan.

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu mengatakan, pihaknya telah membangun ekosistem pembiayaan perumahan lengkap dari hulu ke hilir yang memberikan berbagai kemudahan bagi para debitur. Kehadiran KPP pun disebutnya akan menjadi stimulan untuk mempercepat penyaluran pembiayaan sehingga mengakselerasi pemenuhan Program 3 Juta Rumah milik Presiden Prabowo Subianto.

"Kami sudah mengidentifikasi ada 2.878 developer rumah, 5.442 kontraktor, dan 4.032 toko bangunan yang bisa mengakses KPP di BTN. Bahkan ada juga pedagang rumah. Kami berharap bisa menjadi mayoritas dalam menyalurkan kredit ini," ujar Nixon dalam pernyataan resminya, dikutip Kamis (23/10/2025).

1. Skema KPP mirip KUR

Ilustrasi penyaluran kredit perumahan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Nixon menjelaskan,skema KPP tersebut mirip dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memiliki bunga khusus, penjaminan, dan proses yang mudah. Untuk KPP, ada dua segmen penyaluran, yakni untuk sisi supply dan demand perumahan.

Menurut Nixon untuk sisi supply, para developer UMKM bisa mengajukan kredit hingga Rp5 miliar per debitur, bahkan bisa diperpanjang hingga empat kali dengan total plafon Rp20 miliar.

"Di sisi demand, KPP dapat mencapai Rp500 juta bagi para debitur yang ingin membeli, merenovasi rumah, atau membangun ruko hingga kos-kosan," kata dia.

2. Limit kredit lebih besar bikin masyarakat makin mudah beli rumah

ilustrasi beli rumah (freepik.com/jcomp)

Nixon juga menilai, limit yang lebih besar dan proses yang sederhana membuat masyarakat semakin mudah membeli rumah sekaligus menjalankan usaha.

“Dengan bunga hanya enam pesen, program ini diharapkan membantu masyarakat memiliki rumah untuk usaha dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Nixon.

Adapun dalam sisa dua bulan tahun ini, Nixon memprediksi BTN akan menyalurkan KPP pada tahap awal sekitar Rp2 triliun.

"Tahun depan akan kami speed up karena penyaluran KPP juga tentunya akan meningkatkan permodalan sehingga menambah kecepatan developer membangun rumah," ujar Nixon.

3. Pemerintah anggarkan Rp130 triliun untuk KPP

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah mengalokasikan total anggaran senilai Rp130 triliun untuk KPP. Dari alokasi tersebut, Airlangga merinci penyalurannya terbagi menjadi dua yakni sebanyak Rp113 triliun untuk sisi supply, dan Rp17 triliun untuk sisi demand.

"Anggaran tersebut ditargetkan bisa membangun 320 ribu rumah untuk masyarakat dan mendorong Program 3 Juta Rumah," kata Airlangga.

Editorial Team