Cuplikan film dokumenter Years of Living Dangerously (2014). (dok. YouTube The YEARS Project)
Saat Harrison mengatakan bahwa dirinya berkunjung ke Hutan Tesso Nilo, Zulhas tertawa. Namun, Harrison menjawabnya dengan ketus.
“Itu tidak lucu,” kata dia.
Sebab, kondisi hutan itu sangat mengenaskan. “Itu sungguh menghancurkan dan menyayat hati,” ucap Harrison menggambarkan perasaannya usai melihat kondisi Hutan Tesso Nilo.
Zulhas mengaku dirinya juga terkejut melihat kondisi hutan. Namun, dia mengatakan Kementerian Kehutanan berupaya mencari solusi atas kondisi itu.
“Kami baru mengalami apa itu yang disebut demokrasi,” ucap Zulhas.
Belum selesai menyampaikan pembelaannya, Harrison Ford memotong penjelasan Zulhas.
“Pak, mereka (pengusaha yang mengeksploitasi hutan) tidak jatuh dari langit ke hutan itu. Mereka datang ke situ beberapa kali dalam jangka waktu tertentu, sementara kalian punya banyak waktu untuk menghentikan kebiasaan buruk itu, hentikan aktivitas itu,” balas Harrison Ford.
Namun, Zulhas mengatakan Indonesia bukanlah AS. Sebab, menurutnya Indonesia baru saja melewati masa reformasi. Sehingga masyarakat baru punya kesempatan untuk berkegiatan, dalam hal ini mengacu pada kegiatan ekonomi di hutan.
“Tadi saya jelaskan ini bukan Amerika, memang berbeda. Kami baru mengalami apa yang disebut dengan reformasi, baru ini. Sekarang orang baru bebas,” tutur Zulhas.
Mendengar jawaban Zulhas, Harrison Ford marah dan menyampaikan pertanyaan terakhir.
“Oke, jadi Anda siap kalah dalam pertarungan?” tanya dia. Zulhas mengiyakan pertanyaan itu.
Menjawab Zulhas, Harrison Ford mengatakan di atas kekayaan yang diperoleh dari eksploitasi itu, ada ketidakadilan, ada aktivitas ilegal dan juga korupsi. Kemarahannya sangat tampak saat mengucapkan hal tersebut. Akhirnya, Harrison Ford membereskan berkasnya dan pergi dari ruangan wawancara itu.