Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mata uang digital (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi mata uang digital (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Uang digital hanya deretan angka dalam sistem komputer, dapat dikendalikan oleh otoritas moneter, bahkan dibatasi aksesnya dalam kasus ekstrem.

  • Setiap transaksi digital meninggalkan jejak yang terekam otomatis, memberikan kenyamanan dan privasi sekaligus rentan terhadap pelacakan dan kebocoran data.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Uang digital kini bukan lagi sekadar tren, tapi bagian dari hidup sehari-hari. Dari beli kopi sampai investasi kripto, semuanya bisa dilakukan tanpa menyentuh uang kertas. Tapi meskipun sudah sering dipakai, masih banyak sisi tersembunyi dari uang digital yang jarang dibahas orang.

Banyak yang hanya tahu permukaan dompet digital, transfer cepat, atau promo cashback. Tapi di balik kemudahannya, ada fakta-fakta menarik yang justru bisa bikin mikir lebih dalam. Berikut ini tiga hal yang mungkin belum pernah terdengar sebelumnya soal uang digital.

1. Nilai uang digital bisa dikendalikan

ilustrasi mata uang digital (IDN Times/Aditya Pratama)

Uang digital pada dasarnya hanya deretan angka dalam sistem komputer. Tapi angka ini bukan cuma hasil transaksi, ada peran besar dari sistem perbankan dan otoritas moneter yang bisa mengatur jumlah dan peredaran uang digital. Dalam beberapa kasus ekstrem, nilai atau akses ke uang digital bisa dibatasi secara sepihak.

Hal ini pernah terjadi di beberapa negara yang tengah mengalami krisis ekonomi. Pemerintah bisa membekukan dompet digital atau mengatur batas penarikan dana. Jadi meskipun uang digital terlihat praktis, sebenarnya tetap punya risiko jika seluruh kontrolnya dimiliki oleh pihak tertentu.

2. Jejak transaksi selalu terekam

ilustrasi uang digital (pexels.com/RDNE)

Setiap transaksi digital meninggalkan jejak digital yang terekam secara otomatis. Berbeda dengan uang tunai yang tak menyimpan riwayat, setiap pembelian, pembayaran, hingga transfer akan tersimpan dalam sistem dan bisa dilacak. Ini menjadi pedang bermata dua antara kenyamanan dan privasi.

Bagi perusahaan besar dan pemerintah, data ini sangat berharga untuk analisis dan pengawasan. Tapi di sisi lain, pengguna jadi lebih rentan terhadap pelacakan, kebocoran data, atau bahkan pengiklanan yang terlalu personal. Maka penting banget untuk paham bahwa setiap klik dan transfer punya rekam jejak.

3. Akses uang digital butuh infrastruktur

ilustrasi orang dan meja kayu (pexels.com/Kat Smith)

Banyak yang mengira uang digital bisa diakses siapa saja, kapan saja. Tapi faktanya, gak semua orang punya akses internet stabil, perangkat pintar, atau literasi digital yang cukup. Artinya, ada kelompok masyarakat yang justru terpinggirkan oleh perkembangan ini.

Ketimpangan digital ini membuat uang digital belum sepenuhnya inklusif. Masih banyak wilayah di dunia, bahkan di kota besar, yang kesulitan mengakses sistem keuangan digital. Jadi meskipun terlihat modern dan merata, realitanya belum semua orang bisa ikut serta secara setara.

Uang digital memang membawa banyak kemudahan dan kecepatan dalam hidup modern. Tapi di balik layar, ada sistem kompleks dan dinamika sosial yang sering luput dari perhatian. Makin banyak tahu, makin bijak pula dalam menggunakannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team