Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bulgaria Resmi Adopsi Euro Mulai 2026 di Tengah Kekhawatiran Publik
Ilustrasi euro (freepik.com/kstudio)

Intinya sih...

  • Uni Eropa setujui Bulgaria bergabung dengan zona euro mulai 1 januari 2026

  • Kampanye tolak euro meningkat di Bulgaria akibat kekhawatiran inflasi

  • Pendukung adopsi euro soroti manfaat ekonomi bagi Bulgaria

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Bulgaria akan menjadi negara ke-21 yang secara resmi mengadopsi mata uang euro mulai 1 Januari 2026. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat stabilitas ekonomi, mempererat integrasi dengan Uni Eropa, dan memperdalam hubungan dengan mitra Barat.

Namun, langkah tersebut memicu kekhawatiran di dalam negeri. Banyak warga takut adopsi euro akan menyebabkan kenaikan harga dan memperparah ketidakstabilan ekonomi, mengingat Bulgaria masih menjadi negara dengan tingkat pendapatan terendah di Uni Eropa.

1. Uni Eropa setujui Bulgaria bergabung dengan zona euro mulai 1 januari 2026

Menteri Keuangan Uni Eropa pada Juli 2025, secara resmi menyetujui langkah akhir untuk mengizinkan Bulgaria mengadopsi mata uang euro mulai 1 Januari 2026. Keputusan ini menjadikan Bulgaria sebagai anggota ke-21 dari zona euro, menutup proses panjang integrasi finansial negara tersebut ke dalam sistem moneter Uni Eropa.

Persetujuan itu diberikan setelah Parlemen Eropa sebelumnya melakukan pemungutan suara bulat mendukung transisi Bulgaria. Langkah tersebut menyusul laporan konvergensi dari Komisi Eropa dan Bank Sentral Eropa pada Juni 2025, yang memastikan Bulgaria telah memenuhi seluruh kriteria ekonomi dan kebijakan yang dipersyaratkan.

Menteri Ekonomi Denmark, Stephanie Lose, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Dewan Uni Eropa menyatakan, keputusan tersebut menandai tonggak penting dalam integrasi ekonomi Eropa.

“Hari ini, Bulgaria mengambil tempatnya sebagai anggota ke-21 zona euro. Ini menandai puncak proses panjang menuju aksesi Bulgaria,” ujarnya, dilansir France 24.

2. Kampanye tolak euro meningkat di Bulgaria akibat kekhawatiran inflasi

Kampanye “Keep the Bulgarian lev” berkembang pesat sepanjang 2025, memanfaatkan kekhawatiran publik terhadap potensi kenaikan harga setelah adopsi euro. Sentimen negatif terhadap mata uang bersama Uni Eropa meningkat di kalangan masyarakat, terutama di wilayah pedesaan yang ekonominya masih rapuh.

Pada Februari 2025, ribuan pendukung partai nasionalis sayap kanan Revival menggelar aksi demonstrasi di Sofia dan sempat mencoba menerobos markas misi Uni Eropa sebagai bentuk penolakan terhadap rencana penggunaan euro. Kekhawatiran publik semakin meningkat setelah harga bahan makanan melonjak hingga 5 persen pada November 2025, dua kali lipat dari rata-rata inflasi di negara-negara zona euro.

Seorang pemilik toko kelontong berusia 53 tahun di desa Chuprene, Bilyana Nikolova mengatakan, masyarakat khawatir biaya hidup akan meningkat drastis.

“Harga akan naik. Itu yang dikatakan teman-teman saya di Eropa Barat,” ujarnya.

Menanggapi kekhawatiran tersebut, Parlemen Bulgaria memberikan wewenang kepada lembaga pengawas persaingan usaha untuk menyelidiki kemungkinan lonjakan harga yang tidak wajar menjelang transisi ke mata uang euro.

3. Pendukung adopsi euro soroti manfaat ekonomi bagi Bulgaria

Pendukung adopsi euro di Bulgaria menegaskan bahwa transisi ke mata uang bersama Uni Eropa akan membawa berbagai manfaat ekonomi bagi negara tersebut. Mereka menyebut penggunaan euro akan memperlancar perdagangan internasional, menurunkan biaya pembiayaan, serta menjaga stabilitas harga di dalam negeri. Pemerintah memperkirakan skema ini dapat menghemat hingga 500 juta euro (Rp9,8 triliun) per tahun bagi pelaku usaha kecil dan menengah dengan menghapus biaya pertukaran mata uang.

Sektor pariwisata, yang menyumbang sekitar 8 persen dari produk domestik bruto (PDB) Bulgaria, juga diharapkan mendapat keuntungan besar dari kemudahan transaksi lintas negara. Presiden Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde, menyatakan bahwa dampak inflasi dari transisi ke euro cenderung moderat dan sementara, hanya sekitar 0,2 hingga 0,4 poin persentase, sebagaimana pengalaman negara-negara lain yang lebih dahulu bergabung dengan zona euro.

Meski demikian, para ekonom menilai keberhasilan Bulgaria dalam menikmati manfaat penuh dari integrasi ini akan sangat bergantung pada stabilitas politik. Georgi Angelov, ekonom senior di Open Society Institute Sofia, menilai pemerintahan yang kuat dan konsisten diperlukan untuk melanjutkan reformasi ekonomi dan antikorupsi.

“Tantangannya adalah memiliki pemerintah yang stabil setidaknya satu atau dua tahun agar manfaat penuh zona euro dapat dirasakan,” ujarnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team