Contoh beras yang diimpor Bulog dari Thailand dan Pakistan. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Pada akhir 2022, Bulog mendapat tugas mengimpor 500 ribu ton beras yang dibagi menjadi dua tahap, yakni 200 ribu ton di tahap pertama. Kemudian, 300 ribu ton di tahap kedua yang akan dilaksanakan awal 2023 ini.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog, Mokhamad Suyamto hingga saat ini, realisasi beras impor yang sudah ada di gudang-gudang Bulog baru 180 ribu ton. Adapun sisanya, yakni 20 ribu ton di tahap pertama, dan 300 ribu ton untuk tahap kedua diperkirakan mulai tiba di Indonesia pekan ini.
"Serapannya impor tahap pertama itu 200 ribu ton sudah datang 180 ribu ton. Tinggal sisa 20 ribu ton, 300 ribu ton mulai minggu ini," ucap Suyamto.
Kembali ke Buwas, dia mengatakan saat ini pihaknya memang belum menyalurkan beras impor. Sebab, masih dilakukan pengecekan kualitas agar sesuai dengan kriteria yang disepakati dengan penyuplai dari luar negeri. Adapun beras yang diimpor berasal Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Pakistan.
"Saya bilang bukan tidak mau disalurkan atau tidak bisa disalurkan. Belum bisa karena kemarin baru datang dan datang itu kita hitung jumlahnya, kualitasnya, benar gak sesuai dengan kontrak kita. Begitu selesai, disetujui, oke clear baru kita keluarkan," tutur Buwas.
Bulog menargetkan pengadaan beras impor akan selesai paling lambat pertengahan Februari 2023, agar tidak terbentur dengan panen raya.