Jakarta, IDN Times - Keputusan Bursa Efek New York (NYSE) untuk menghapus (delisting) tiga perusahaan telekomunikasi besar Tiongkok membuat negara tirai bambu itu marah. Namun, analis mengatakan, Tiongkok tidak mungkin mengambil tindakan signifikan untuk membalas Amerika Serikat (AS).
Salah satu alasan yang menyebabkan hal tersebut adalah karena Tiongkok mungkin menunggu dengan sabar, sampai Joe Biden mengambil alih posisi Donald Trump sebagai presiden AS, kata Brendan Ahern, kepala investasi perusahaan investasi KraneShares.
“Beijing akan ingin memberikan pemerintahan Biden kesempatan untuk benar-benar memulai hubungan yang baru,” katanya, sebagaimana dilaporkan CNBC, Senin, 4 Januari 2021.
Biden akan dilantik pada 20 Januari setelah memenangkan suara pada pemilihan umum November 2020.