Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ramah kepada teman kantor (pexels.com/Armin Rimoldi)
ilustrasi ramah kepada teman kantor (pexels.com/Armin Rimoldi)

Intinya sih...

  • Kenali tanda kerja sama sudah tidak sehat, seperti stres, konflik, dan batas yang terus dilanggar.

  • Evaluasi dengan data, bukan emosi. Fokus pada fakta untuk keputusan yang lebih rasional.

  • Komunikasikan secara tenang dan terbuka. Gunakan bahasa netral dan profesional untuk menjaga reputasi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam dunia bisnis, tidak semua kerja sama berakhir indah. Ada kalanya hubungan yang awalnya menjanjikan justru berubah jadi beban. Mulai dari komunikasi yang tidak sehat, tuntutan berlebihan, hingga nilai yang tidak lagi sejalan.

Masalahnya, mengakhiri kerja sama sering terasa serba salah. Takut merusak reputasi, takut menutup peluang, atau takut dianggap tidak profesional. Padahal, menghentikan kerja sama yang tidak sehat justru bisa jadi langkah dewasa jika dilakukan dengan cara yang tepat.

1. Kenali tanda kerja sama sudah tidak sehat

ilustrasi duduk di kantor (pexels.com/Product School)

Langkah pertama adalah jujur pada diri sendiri. Jika kerja sama mulai menguras energi lebih banyak daripada hasil yang didapat, itu sinyal penting. Apalagi jika stres, konflik, dan rasa terpaksa lebih sering muncul daripada semangat.

Tanda lain yang sering muncul adalah batas yang terus dilanggar. Kesepakatan awal tidak dihargai, revisi tak berujung, atau komunikasi terasa satu arah. Jika ini terjadi berulang, masalahnya bukan lagi teknis, tapi struktural.

2. Evaluasi dengan data, bukan emosi

ilustrasi kolaborasi dalam usaha (pexels.com/fauxels)

Menghentikan kerja sama sebaiknya tidak didasari emosi sesaat. Catat apa saja yang tidak berjalan sesuai kesepakatan. Fokus pada fakta, bukan perasaan kesal atau kecewa.

Dengan data yang jelas, keputusan terasa lebih rasional. Ini juga memudahkan saat harus menjelaskan alasan penghentian kerja sama. Posisi bisnis jadi lebih kuat dan profesional.

3. Komunikasikan secara tenang dan terbuka

ilustrasi diskusi dua orang (pexels.com/cottonbro studio)

Cara menyampaikan keputusan sangat menentukan. Gunakan bahasa netral dan profesional, bukan menyalahkan. Fokus pada kondisi dan keterbatasan bisnis, bukan kekurangan pihak lain.

Komunikasi yang tenang membantu menjaga hubungan tetap baik. Meski kerja sama berakhir, kesan profesional tetap terjaga. Ini penting untuk reputasi jangka panjang.

4. Tawarkan penutupan yang rapi

ilustrasi mendengarkan penjelasan senior (pexels.com/Alena Darmel)

Kerja sama yang dihentikan dengan rapi meninggalkan kesan yang jauh lebih baik. Selesaikan kewajiban yang masih ada sesuai kesepakatan. Jangan menggantung pekerjaan atau komunikasi.

Penutupan yang jelas menunjukkan integritas bisnis. Meski tidak lagi bekerja sama, kedua pihak bisa berpisah tanpa drama. Ini membuat pintu tetap terbuka untuk kemungkinan lain di masa depan.

5. Jaga narasi dan reputasi

ilustrasi komunikasi dengan atasan (pexels.com/cottonbro studio)

Setelah kerja sama berakhir, penting menjaga cara bercerita. Tidak perlu membuka konflik ke publik atau pihak lain. Cukup simpan sebagai evaluasi internal.

Reputasi dibangun dari sikap, bukan gosip. Pebisnis yang dewasa tahu kapan bicara dan kapan diam. Cara ini menjaga citra profesional tanpa harus menjatuhkan siapa pun. Justru ini bentuk kepedulian pada keberlanjutan usaha. Bisnis yang sehat butuh relasi yang saling menghargai dan seimbang.

Dengan pendekatan yang halus dan profesional, kerja sama bisa diakhiri tanpa konflik. Energi pun bisa dialihkan ke peluang yang lebih sejalan. Dari sinilah bisnis punya ruang untuk tumbuh dengan lebih sehat dan terarah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team