Buwas: Isu Beras Sintetis Disebar Pihak yang Tidak Suka Pemerintah

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) memastikan seluruh beras impor yang masuk ke dalam gudang Bulog berada dalam kondisi aman. Selain itu, beras tersebut juga sudah melalui beberapa tahapan pemeriksaan.
Kepastian itu disampaikan Buwas untuk menanggapi isu terkait keberadaan beras sintetis yang disebut banyak beredar di kalangan masyarakat saat ini.
"Beras impor dari negara asal yang masuk ke gudang BULOG itu sudah melalui beberapa kali proses pemeriksaan. Sebelum dimuat ke kapal di negara asal terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan oleh Surveyor Independent kemudian setelah sampai di Indonesia dilakukan pemeriksaan lagi oleh Badan Karantina Indonesia. Jadi yang ada di gudang-gudang Bulog sudah sangat dipastikan aman semuanya," tutur Buwas dikutip dari situs resmi Bulog, Jumat (13/10/2023).
1. Isu beras sintetis sengaja disebarkan pihak yang tidak senang dengan pemerintah
Buwas pun menduga bahwa isu beras sintetis ini sengaja disebarkan oleh pihak-pihak yang memang tidak senang dengan kerja pemerintah saat ini.
Pemerintah, kata Buwas, tengah berupaya serius dalam melakukan stabilisasi pasokan dan harga beras dengan menggencarkan program bantuan pangan beras dan operasi pasar melalui Bulog.
Oleh sebab itu, Buwas meminta masyarakat agar lebih cermat dan tidak mudah terprovokasi oleh hoaks tersebut.
"Kami juga bekerja sama dengan Satgas Pangan dari Kepolisian untuk meminta pengawasan dan penindakan terhadap pihak-pihak yang terbukti menyebarkan berita bohong (hoaks) mengenai beras sintetis ini agar pelaku segera ditangkap sehingga tidak membuat gaduh di situasi saat ini," ucap Buwas.
2. Tahapan pemeriksaan beras impor
Sementara itu, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Badan Karantina Indonesia (BKI), M Adnan menyampaikan, semua barang yang masuk ke Indonesia harus melewati pemeriksaan oleh pihaknya.
Adapun prosedur atau tahapan pemeriksaan yang dilakukan oleh BKI di antaranya adalah pemeriksaan administrasi, pemeriksaan kesehatan, dan pemeriksaan keamanan pangan. Hal tersebut dilakukan tidak terkecuali untuk beras yang diimpor oleh Bulog.
"Semua kapal impor yang tiba termasuk impor beras ini harus diperiksa dulu oleh Badan Karantina Indonesia, setelah dinyatakan aman baru bisa dibongkar," ujar Adnan.
3. Bapanas investigasi soal temuan beras sintetis di Sumatra Barat
Sebelumnya diberitakan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) bakal melakukan investigasi terkait temuan beras diduga berbahan plastik atau sintetis yang dikonsumsi masyarakat Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas, Andriko Noto Susanto menyatakan, sampel beras yang dikonsumsi masyarakat harus diuji dulu di laboratorium.
"Ini harus dilihat apakah ada bahan lain yang dikonsumsi selain beras dan apakah semua yang mengonsumsi juga mengalami gejala yang sama. Jadi kasus ini tidak bisa digeneralisir karena jika memang penyebabnya dari beras yang diduga sintetis tersebut tentunya ini akan lebih banyak orang yang terkena dampaknya sehingga kita fokus ke kasus keracunan tersebut," tutur Andriko dalam keterangannya, Rabu (11/10/2023).
Kasus itu bermula ketika salah satu warga Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, mengaku sakit usai mengonsumsi beras yang diduga sintetis.
Andriko mengatakan, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bukittinggi tengah menguji sampel beras di laboratorium terakreditasi. Meski begitu, Andriko tak memerinci laboratorium mana yang menguji sampel beras itu.
"Untuk memastikan apakah sebab sakitnya akibat mengonsumi beras tersebut,maka harus dilakukan pengecekan kebenarannya. Apakah itu beras benar sintetis sehingga mengganggu kesehatan. Untuk validasinya harus dilakukan pengujian profil plastik yang dikandung terhadap sampel beras yang sama dengan yang dikonsumsi saat itu,” ungkapnya.