Contoh beras yang diimpor Bulog dari Thailand dan Pakistan. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Adapun penyaluran beras terus dilakukan demi menekan harga beras yang tinggi. Buwas pun mengingatkan kepada para pedagang besar untuk tidak mempermainkan harga beras atau memanfaatkan kesempatan untuk meraup keuntungan besar.
"Saya akan mengundang resmi seluruh pengusaha beras. Secara resmi saya kumpulkan, saya tanya langsung bagaimana kesanggupannya. Jaminan sampai ke konsumen berapa harganya. Kalau gak sampai ya gak bisa. Karena kita diawasi, diaudit. Saya melihat beberapa hari lalu ada hal-hal yang sudah tidak wajar. Saya sampaikan di sini, secara terbuka," ucap Buwas.
Dalam kesempatan itu juga, Buwas mengaku pernah diajak kongkalikong oleh seorang oknum pedagang besar. Oknum tersebut mengajaknya untuk menjual beras yang diimpor Bulog dengan harga yang tak sesuai ketentuan, untuk bisa meraup keuntungan besar.
"Ada orang yang gak ngerti saya itu siapa. Berani telepon saya, Pak Dirut, ini kalau boleh saya jadi penyalurnya barang itu nanti. Saya siap menyalurkan, seminggu sekian. Sontoloyo bagi saya, dia gak tahu. Dipikir Pak Dirut sudah mau selesai (masa jabatan) pasti cari sangu, cari duit," kata Buwas.
Buwas mengaku dirinya tak tertarik pada ajakan tersebut. "Kalau saya mau main kenapa sekarang? Detik-detik terakhir mau main, terlambat, dari kemarin dong. Sama ini dengan pengalaman saya di Bareskrim, di BNN. Model-model begini ditawarkan kolaborasi kejahatan atau pelanggaran, ngapain. Karena kita memegang amanah itu ya harus bertanggung jawab," tutur Buwas.