Penandatanganan perjanjian divestasi strategis Capital A di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (26/4/2024). (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Capital A sendiri memiliki portofolio bisnis lain, seperti logistik (Teleport), divisi enjiniring pesawat Capital A Aviation Services, gaya hidup seperti MOVE Digital, Capital A International, dan sebagainya.
Pembentukan AirAsia Group dilakukan untuk memisahkan bisnis aviasi dari Capital A. Sehingga, Capital A bisa fokus menggenjot portofolio bisnis lainnya. Namun, Capital A akan mempertahankan 18,39 persen saham AirAsia Group usai transaksi tersebut.
“Divestasi ini memfasilitasi pembeda yang jelas antara portofolio bisnis utama Capital A - grup penerbangan, bisnis digital, dan logistik ditambah layanan penerbangan untuk mengoptimalkan sinergi antar entitas dan memberikan nilai lebih besar bagi seluruh pemangku kepentingan,” ucap Tony.
Pemegang saham dari kedua belah pihak akan mendapatkan keuntungan seiring dengan terwujudnya nilai-nilai dari aset penerbangan. Sebelum transaksi dilakukan, saham AirAsia X dan status pencatatannya akan dialihkan ke Grup AirAsia, yang secara efektif mewujudkan struktur perusahaan grup penerbangan yang lebih besar, dengan pemegang saham AirAsia X yang memegang saham di Grup AirAsia.
Penerbitan free warrant merupakan bentuk apresiasi atas dukungan berkelanjutan dari para pemegang saham, sekaligus memberikan pilihan untuk meningkatkan penyertaan modal dan berkontribusi pada lintasan pertumbuhan bisnis penerbangan yang semakin besar di masa depan.
Private placement juga diusulkan untuk memperkuat posisi keuangan Grup AirAsia, meningkatkan basis pemegang sahamm, dan meningkatkan likuiditas perdagangan sahamnya.