Pada Mei 2020, Luhut mengatakan 500 TKA asal Tiongkok akan masuk dan bekerja di PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), Konawe, Sulawesi Tenggara. VDNI merupakan pabrik yang akan memproduksi nikel menjadi lithium untuk bahan baku baterai mobil listrik.
Luhut menyebut masuknya 500 TKA Tiongkok itu ke Sultra itu, untuk mempercepat pembangunan smelter. "Saat ini mereka sedang mengurus perizinan, karena proses itu tidak sebentar. Kemungkinan mereka akan masuk sekitar Juni atau Juli mendatang,” katanya dalam sebuah wawancara di akun youtube RRI pada 10 Mei 2020.
Kedatangan 500 tenaga kerja asing asal Tiongkok ke Indonesia, kata Luhut, justru membuka lima ribu lapangan kerja baru. "Ahli bukan lapangan kerja tukang pacul, tidak lapangan kerja operator. Jadi kalau ada yang ribut-ribut itu merusak masa depan republik dan masa depan generasimu," ujar Luhut dalam konferensi pers yang dilakukan secara virtual, 25 Juli 2020.
Meski demikian, gelombang protes terhadap hal ini tetap menjadi ngalir deras. Menanggapi berbagai kegaduhan itu, Luhut menyebut hal itu disebabkan banyaknya disinformasi. "Yang nyebar-nyebarin itu hatinya busuk saja. Pemerintah juga salah, kurang sosialisasi, karena asyik kerja," kata Luhut saat menghadiri acara After Hour Helmi Yahya di gedung iNews Center, Jakarta Pusat, 4 September 2020.
Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi mengamini pernyataan atasannya tersebut. Dia menegaskan bahwa para TKA tersebut hanya bekerja sementara waktu di Indonesia. Jika pembangunan smelter telah rampung, mereka bakal kembali ke negara asalnya.
"Mereka bagian dari tim konstruksi yang akan mempercepat pembangunan smelter dimaksud. Pada saat operasi, mayoritas tenaga kerja berasal dari lokal," ujar Jodi. Ia menambahkan, kehadiran TKA asal Tiongkok bukanlah hal baru. Di Morowali, Sulawesi Tengah misalnya, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) sudah menerapkan hal serupa.
Saat ini pabrik IMIS telah beroperasi secara penuh, walaupun masih ada sedikit progres pembangunan fasilitas hilirisasi nikel yang sedang dikembangkan. "Jumlah tenaga kerja lokal saat ini adalah 39.500 sementara yang TKA ada 5.500. Jadi jumlah TKA kira-kira 12 persen dari total pekerja, saya yakin jika proses pembangunan smelter yang baru sudah selesai jumlahnya pun akan turun," tambah Jodi.
Contoh lain penempatan TKA yang juga menjadi polemik, di Kawasan industri Virtue Dragon di Konawe. Jumlah tenaga kerja seluruhnya adalah 11.790 orang, dengan komposisi 11.084 tenaga kerja Indonesia dan 706 TKA Tiongkok.
"Jadi kalau nambah 500 TKA untuk mempercepat progress konstruksi agar cepat beroperasi sehingga tenaga kerja lokal bisa lebih banyak diserap, apakah hal itu suatu yang salah?" tutur dia.