Jakarta, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan dampak buruk dari fenomena strong dolar yang terjadi saat ini. Sederhananya, strong dolar adalah menguatnya nilai tukar mata uang Negara Paman Sam.
Menurut Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara, fenomena strong dolar dapat mempengaruhi pertumbuhan konsumsi dan investasi. Hal itu disampaikan Mirza dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK periode Oktober.
"Meningkatnya risiko pemburukan ekonomi global perlu diwaspadai dampaknya. Pengetatan kebijakan moneter global yang agresif, tekanan inflasi serta fenomena strong dolar berpotensi menaikkan cost of fund dan memengaruhi ketersediaan likuiditas, yang pada gilirannya akan mempengaruhi pertumbuhan konsumsi dan investasi," katanya, Kamis (3/11/2022).
Lebih lanjut, pergerakan suku bunga dan pelemahan nilai tukar berpotensi meningkatkan risiko pasar yang berpengaruh pada portofolio lembaga jasa keuangan. Selain itu, risiko kredit juga berpotensi meningkat seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi.