Jakarta, IDN Times - Kedelai impor ternyata masih menjadi andalan dari mayoritas pengrajin tempe di Indonesia. Karena ketergantungan ini pula, para pengrajin tempe di Indonesia harus pintar dalam menyikapi fluktuasi harga dari kedelai mentah dunia.
Pengrajin tempe di Gang H Aom Jakarta Selatan, Joko Asori, mengakui selama ini selalu menggunakan kedelai yang diimpor dari tiga negara, yakni Argentina, Amerika Serikat, dan China. Sebab, secara kuantitas kedelai lokal belum bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Jujur saja, saya selalu pakai kedelai impor. Kalau kedelai lokal, umumnya tiga hingga empat bulan sudah tak mencukupi kebutuhan. Saya memang tak pernah pakai yang lokal," ujar Joko saat ditemui IDN Times baru-baru ini.