ilustrasi PHK. (freepik.com/freepik
Melansir laporan Reuters, faktor utama yang mendorong PHK besar-besaran tahun ini antara lain perlambatan ekonomi global, penurunan permintaan konsumen, serta lonjakan investasi AI yang mengubah struktur kebutuhan tenaga kerja.
Perusahaan kini dihadapkan pada dilema baru, yakni mempertahankan tenaga kerja besar dengan biaya tinggi atau mengalihkan anggaran ke sistem otomatis dan infrastruktur teknologi. Banyak CEO akhirnya memilih opsi kedua.
Berikut adalah daftar 15 perusahaan besar yang melakukan PHK sepanjang 2025.
1. Amazon
Raksasa e-commerce ini memangkas sekitar 14.000 posisi korporat (sekitar 4% tenaga kerja global). CEO Andy Jassy menegaskan bahwa sebagian peran akan digantikan oleh sistem berbasis AI generatif. Ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam hal efisiensi biaya.
2. UPS (United Parcel Service)
UPS yang bergerak di bidang pengiriman mencatat PHK terbesar dengan 48.000 karyawan terdampak hanya dalam sembilan bulan pertama 2025. Perusahaan juga menutup 93 gedung operasional untuk menekan biaya operasional setelah sahamnya turun 20%.
3. Nestlé
Perusahaan asal Swiss ini memangkas 16.000 posisi global dalam dua tahun ke depan. PHK ini dipicu kenaikan harga bahan baku, seperti kopi dan kakao, serta beban tarif impor AS.
4. Microsoft
Setelah dua tahun relatif stabil, penyedia operating system (OS), Microsoft kembali melakukan dua gelombang PHK dengan total 15.000 pekerja terdampak, termasuk divisi Xbox dan manajemen.
5. Target
Ritel besar asal AS ini memangkas 1.800 posisi korporat (sekitar 8% staf global). Menurut COO Michael Fiddelke, restrukturisasi diperlukan untuk mempercepat pengambilan keputusan dan memulihkan performa penjualan.
6. Intel
Produsen chip ini mengurangi tenaga kerja inti sebesar 15%, dari 99.500 menjadi 75.000 orang. Penurunan ini terjadi karena melemahnya permintaan global dan ketertinggalan dari pesaing seperti Nvidia dan AMD.
7. BP
Perusahaan raksasa energi asal Inggris memangkas 7.700 pekerja (pegawai dan kontraktor). Restrukturisasi dilakukan untuk memperkuat daya saing dan efisiensi di tengah fluktuasi harga minyak dunia.
8. Chevron
Sebagai bagian dari integrasi akuisisi Hess, Chevron berencana memangkas 15–20% tenaga kerja global hingga 2026. Perusahaan menargetkan efisiensi hingga US$3 miliar.
9. Lufthansa Group
Maskapai penerbangan Eropa, Lufthansa Group mengumumkan rencana menghapus 4.000 posisi administratif di Jerman, dengan alasan transformasi digital dan otomatisasi proses kerja.
10. Novo Nordisk
Perusahaan farmasi asal Denmark ini melakukan PHK terhadap 9.000 pekerja (11% dari tenaga kerja global). Restrukturisasi dilakukan untuk meningkatkan efisiensi produksi obat diabetes dan obesitas seperti Ozempic dan Wegovy.
11. Estée Lauder
Brand kosmetik global ini memangkas 5.800-7.000 posisi dalam dua tahun sebagai bagian dari program pemulihan profit. Fokus utama diarahkan pada rightsizing dan outsourcing layanan tertentu.
12. Burberry
Perusahaan mode asal Inggris ini menghapus 1.700 posisi global atau sekitar 18% tenaga kerja. Restrukturisasi ini diharapkan bisa menghemat hingga £100 juta pada 2027.
13. Procter & Gamble (P&G)
P&G berencana memangkas 7.000 posisi global (6% dari tenaga kerja) untuk memperkuat efisiensi organisasi selama dua tahun ke depan.
14. Blue Origin
Perusahaan antariksa milik Jeff Bezos mengurangi 10% karyawan untuk memfokuskan sumber daya pada produksi roket dan pengembangan teknologi peluncuran.
15. Automattic (WordPress, Tumblr)
Perusahaan teknologi asal AS ini melakukan PHK terhadap 16% staf global. CEO Matt Mullenweg menyebut langkah ini perlu agar perusahaan tetap produktif, profitabel, dan mampu berinvestasi di masa depan.