Selain itu data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS yang dirilis semalam, menunjukkan kondisi ketenagakerjaan yang masih solid. Angka klaim masih di kisaran 209 ribu seperti pekan sebelumnya.
"Hasil ini mengukuhkan ekspektasi pasar bahwa suku bunga tinggi akan bertahan untuk jangka waktu yang lebih lama," jelasnya.
Dengan demikian, indeks dolar AS kembali menguat di atas 106 setelah sebelumnya bergerak di kisaran 105. Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS pun terlihat bergerak naik.
"Data lain yang mungkin mempengaruhi rupiah terhadap dolar AS mungkin data inflasi China yang menunjukkan inflasi lebih rendah dari sebelumnya yang bisa diartikan ada penurunan aktivitas ekonomi di China," jelasnya.
Kondisi ini, kata Ariston, dapat memberikan tekanan untuk Rupiah dimana China adalah partner dagang besar untuk Indonesia.