Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 selama dua tahun terakhir telah memukul dunia kerja secara global. Hal itu pun mengarah kepada sebuah fenomena yang disebut sebagai "The Great Resignation" atau "Big Quit."
Istilah "The Great Resignation" atau "Big Quit" sendiri diperkenalkan oleh seorang profesor pada studi manajemen di Texas A&M bernama Anthony Klotz.
Banyaknya karyawan yang mengundurkan diri adalah efek dari pandemik yang sedang berlangsung dan membuat banyak orang memikirkan kembali karier, kondisi kerja, serta tujuan jangka panjang mereka.
The Great Resignation pun telah terjadi di negara-negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat (AS). Di Inggris, ada sekitar satu juta orang yang telah mengundurkan diri dari pekerjaannya, sedangkan di AS sekitar 4,3 juta orang telah mundur dari pekerjaan mereka.
Menurut data JobStreet, industri yang mengalami pengunduran diri terbanyak dari para pekerjanya adalah sektor kesehatan dan teknologi.
"Terdapat peningkatan sebesar 45 persen pada lowongan di industri kesehatan serta peningkatan 66 persen pada pencarian kerja di bagian digital marketing," tulis JobStreet, dalam laporannya yang diterima IDN Times, Minggu (20/2/2022).
JobStreet pun memberikan beberapa tips bagi pimpinan perusahaan yang ingin meminimalkan jumlah pengunduran diri dan mempertahankan tenaga kerja yang stabil dan produktif. Berikut ulasannya.