Ilustrasi Kartu Prakerja (IDN Times/Arief Rahmat)
Kartu Prakerja merupakan salah satu insentif yang diberikan kepada masyarakat yang terdampak COVID-19, khususnya mereka yang terkena PHK atau belum memiliki pekerjaan. Pemerintah mengatakan insentif ini sebagai bentuk stimulus ekonomi perlindungan sosial terhadap dampak COVID-19. Program ini mengalokasikan anggaran sebesar Rp20 triliun. Penerima manfaat dari program ini juga meningkat menjadi 5,6 juta orang.
"Kartu Prakerja dijadikan instrumen sebagai insentif bagi yang mengalami penurnan pendapatan dan kehilangan pekerjaan, atau pelaku UMKM yang kesulitan usaha, tujuannya meningkatkan daya beli dan mengurangi beban hidup," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam video conference, Rabu (1/4/2020).
Namun, pada perjalanannya program ini banjir kritik karena dinilai tidak tepat sebagai stimulus COVID-19. Ini merupakan program pelatihan kerja yang sebelumnya sudah dirancang bagi para pencari kerja. Program ini diadopsi menjadi program pelatihan secara online di masa pandemi yang disertai insentif tunai.
Di awal pengumuman bahwa program ini menjadi salah satu stimulus untuk pandemik, kritik langsung muncul dari publik. Mulai dari sistem pelatihan hingga ke tudingan menguntungkan pihak tertentu yang berbau politis.
Airlangga menyebut program pelatihan dalam Kartu Prakerja penting dilakukan karena dapat menambah skill. Dengan program pelatihan online melalui platform mitra itu, para pencari kerja diharapkan bisa mendapatkan pekekrjaan setelah wabah virus corona berakhir.
"Selain mendapatkan skill tambahan, juga nanti punya kemampuan untuk empat bulan disangga bantuan sebesar Rp600 ribu," kata dia.
Pada prakteknya, model pelatihan online Kartu Prakerja yang dinilai tidak efektif dan sistemnya memungkinkan orang untuk sekadar mencari insentif tanpa perlu serius mengikuti pelatihan kerja. Tudingan berikutnya adalah soal pemilihan provider mitra Kartu Prakerja yang dinilai menguntungkan salah satu mitra yang dekat dengan lingkaran Presiden.
Fraksi DPR di DPR pun bersuara dan meminta penyetopan program ini karena dinilai hanya buang-buang anggaran. Sebab, anggaran senilai Rp20 triliun bukanlah angka kecil di tengah pemulihan ekonomi saat ini. Sejumlah pihak lainnya menyerukan agar dana pelatihan di program Kartu Prakerja dialihkan saja menjadi bantuan langsung tunai (BLT).
Adapun rincian program Kartu Prakerja adalah sebesar Rp3.550.000 tersebut yakni bantuan pelatihan sebesar Rp1 juta, insentif selama 4 bulan menjalani masa pelatihan sebesar Rp600 ribu per bulan dan insentif survei usai mengikuti pelatihan sebesar Rp150 ribu. Total penerima manfaat sebanyak 5,6 juta orang dan per minggu dialokasikan untuk 164 ribu orang.
Menanggapi hal itu, Airlangga memillih tidak mengindahkan usul tersebut lantaran ia mengatakan bahwa pemerintah telah menggelontorkan dana untuk program bantuan langsung itu.
"Kita sudah punya banyak BLT dan itu seperti sudah dijelaskan dalam BLT itu ada paketnya Rp105 triliun," kata Airlangga dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Kabinet RI, 22 April 2020.