Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyoroti data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengumumkan laju inflasi pada September 2022 sebesar 1,17 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) dan tembus 5,95 persen secara tahunan (year-to-year/yoy).
Lonjakan inflasi didorong oleh naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 3 September 2022.
"Walaupun inflasi masih di bawah ekspektasi para anlis namun hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk menjaga transmisi harga energi dan komoditas," ujar Ibrahim.
Inflasi yang terus tinggi, ditambah kecepatan dari normalisasi moneter dari negara-negara maju menimbulkan ketidakpastian di pasar keuangan global.
Sejalan dengan itu, lanjut Ibrahim, ke depannya tekanan inflasi masih terus berlanjut, harga pangan dan energi masih terus mengalami peningkatan, dan disrupsi dari pasokan juga terus terjadi sehingga risiko untuk inflasi nasional masih berada di atas 4 persen di tahun 2022 dan 2023.