ilustrasi ekspor (pixabay.com/michaelgaida)
Muria Batik Kudus juga mempekerjakan penyandang disabilitas, anak-anak berkebutuhan khusus, serta kelompok rentan seperti lansia.
Yuli ingin usahanya menjadi rumah yang inklusif bagi mereka yang membutuhkan perhatian. Saat ini, Muria Batik Kudus telah menjadi agregator bagi 10 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebagian besar UMKM tersebut bergerak di bidang industri kreatif dan tekstil.
Inisiatif Yuli dalam melestarikan batik Kudus dan menjadikan Muria Batik Kudus sebagai tempat usaha yang inklusif, membawanya meraih hibah alat produksi senilai Rp70 juta dari PT Pertamina (Persero) dalam ajang Pertapreneur Aggregator 2024.
Yuli merasa beruntung bisa mengikuti ajang tersebut. Ia memperoleh berbagai ilmu yang membantunya mengembangkan Muria Batik Kudus. Didampingi oleh mentor profesional, ia belajar strategi bisnis hingga cara berkolaborasi dengan UMKM lain. Yuli menargetkan dapat merangkul 10 hingga 15 UMKM tambahan.
Kini, produk Muria Batik Kudus telah merambah pasar internasional. Batik hasil karya Yuli, bersama anak-anak muda, perempuan, dan kelompok rentan yang ia bina, telah menembus pasar Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, hingga Thailand.