Jakarta, IDN Times - Digiasia Bios berencana melantai di bursa National Associaton of Securities Dealers Automated Quotations (Nasdaq) pada kuartal II tahun ini. Perusahaan rintisan atau startup milik eks CEO Indosat Alexander Rusli ini rencananya juga akan merger dengan special purpose acquisition company (SPAC) yakni Stonebridge.
"Proses untuk Initial Public Offering (IPO) terus kami persiapkan, so far sampai hari ini seharusnya di kuartal II masih sesuai on schedule,"ucap Chief Marketing Officer Digiasia Bios Rully Hariwinata dalam keterangannya, yang dikutip Rabu (12/4/2023).
Ia menjelaskan melalui rencana melantai di bursa Nasdaq maka diharapkan akan makin memperkuat ekspansi bisnis Digiasia Bios hingga keluar Indonesia.
Meski demikian, Rully enggan menjelaskan estimasi nilai penggalangan dana atau fund raising yang akan didapatkannya dari IPO tersebut.
"Terkait raising saya enggak bisa (jelaskan), namun yang terpenting konsepnya kita masuk ke Nasdaq itu menggunakan SPAC di AS dan beberapa negara lain sudah banyak instruemn pasar company masih kosong tapi boleh going IPO kumpulkan duit dari publik dengan tujuan akuisisi jadi mereka sudah listed dan kami backdoor listing kesepakatan investment dari mereka,"tegasnya.
Sebagaimana diketahui, Digiasia Bios, perusahaan yang didirikan pengusaha Alexander Rusli dan Prashant Gokarn sejak 2017, memfokuskan layanan sebagai perusahaan fintech as a service (FaaS) pertama di Indonesia. Itu artinya, layanan Digiasia Bios lebih luas, tak sekadar fintech peer to peer (P2P) lending.