Dikeroyok Sentimen Negatif, Rupiah Tembus Rp15.300 per Dolar AS

Analis Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah melemah terhadap dolar AS seiring naiknya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS dan sentimen negatif di pasar keuangan pagi ini.

Menurut dia, menguatnya imbal hasil obligasi AS dipicu oleh penurunan peringkat utang Negara Paman Sam, ditambah dengan data inflasi produsen AS di akhir pekan kemarin masih menunjukkan potensi kenaikan inflasi di negara tersebut.

"Beberapa berita yang memberikan sentimen negatif di pasar keuangan seperti berita potensi default perusahaan properti China yang tidak bisa membayar utang-utangnya, tembakan peringatan kapal perang Rusia terhadap kapal kargo yang berusaha masuk ke laut hitam yang bisa memicu gangguan suplai lagi, dan ekspektasi pelambatan ekonomi China," ujarnya.

Analis pasar uang, Lukman Leong, juga menyebut data inflasi produsen AS membuat mata uang rupiah tertekan terhadap dolar AS.

"Rupiah diperkirakan akan tertekan oleh dolar AS yang menguat setelah data inflasi produsen yang lebih kuat dari perkiraan pada Jumat,"tambahnya.

Ariston mengatakan rupiah punya potensi melemah ke arah Rp15.250 dengan potensi support di kisaran Rp15200 per dolar AS.

Sementara, Lukman memproyeksikan nilai tukar rupiah bakal bergerak pada rentang Rp15.150 hingga Rp15.300 per dolar AS pada hari ini.