ilustrasi IHSG (IDN Times/Aditya Pratama)
Adapun data ekonomi AS yang memengaruhi IHSG, yakni inflasi AS naik 0,1 persen ke level 3,2 persen year on year (yoy) atau lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya dan konsensusnya di level 3,1 persen.
Kemudian ada juga Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang naik ke level 0,6 persen month on month (mom) pada Februari 2024 atau lebih tinggi dari konsensusnya di level 0,3 persen. Lalu retail sales AS naik ke level 0,6 persen MoM pada Februari 2024 meski masih di bawah konsensusnya di 0,8 persen.
Sentimen terkait neraca dagang Februari tercatat surplus 0,87 miliar dolar AS yang menandai surplus 46 bulan beruntun. Surplus terjadi karena nilai ekspor lebih besar daripada impor. Nilai ekspor tercatat 19,31 miliar dolar AS, sedangkan nilai impor 18,44 miliar dolar AS.
"Terkait All Time High baru IHSG pada minggu lalu, IHSG mencapai rekor tertinggi sepanjang masa baru pada level 7.454 pada Kamis 14 Maret 2024 didukung oleh kenaikan saham banking karena sentimen dividen dari perbankan besar BBRI, BBCA, BBNI dan BMRI," tutur Angga.
Di sisi lain, pergerakan asing juga menjadi sentimen IHSG pada pekan lalu. Hal itu lantaran arus dana asing cukup fluktuatif dengan net buy 3 hari perdagangan sebesar Rp945 miliar. Pada Kamis net buy sebesar Rp1,8 triliun dan pada Jumat ditutup net sell Rp1,6 triliun saat rebalancing FTSE. Selain itu, ex-date dividen dari BBRI dan BBNI juga turut andil dalam arus keluar asing.