Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.500 pulau tersebar dari Sabang sampai Merauke, kata Umang, potensi peningkatan inklusi keuangan masih sangat besar. Menurut dia, ekosistem keuangan digital menghadirkan solusi yang tidak terbatas pada ruang dan waktu, terutama dari aspek intermediasi dan distribusi layanan keuangan yang lebih efisien.
"Untuk itu, ke depan kami akan terus berinovasi dan berkontribusi untuk memberikan akses kredit yang terjangkau, praktis dan aman sehingga tujuan peningkatan akses masyarakat kepada layanan keuangan dapat tercapai,” katanya.
Berdasarkan data OJK pada bulan Agustus 2019, jumlah penyaluran pinjaman yang dikucurkan oleh fintech mencapai 49,79 triliun rupiah atau meningkat 119,69 persen dibanding dengan bulan yang sama di tahun sebelumnya. Selain itu, fintech lending juga telah memberikan kontribusi sebesar Rp60 triliun atau setara dengan US$4,5 miliar terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Saat ini tingkat penetrasi kartu kredit di Indonesia masih menjadi yang terendah di kawasan ASEAN dengan penetrasi diperkirakan berada di kisaran 2 persen. Itu tergolong rendah bila dibandingkan dengan Malaysia yang mencapai 20 persen dan Singapura 40 persen.