Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan dolar AS bertahan mendekati level terendah selama delapan bulan terhadap mata uang utama lainnya karena pendapatan perusahaan AS yang suram. Itu memicu kekhawatiran resesi dan para pedagang tetap waspada menjelang serangkaian pertemuan bank sentral minggu depan.
Ditambah lagi terjadi serangkaian pemutusan hubungan kerja (PHK) pada sektor teknologi. Itu telah memperdalam kekhawatiran akan penurunan ekonomi yang tajam di AS.
"Membuat investor mengurangi ekspektasi tentang berapa lama lagi Federal Reserve perlu menaikkan suku bunga secara agresif," ujar Ibrahim.
Komite penetapan kebijakan the Fed akan memulai pertemuan dua hari pada minggu depan. Pelaku pasar memperkirakan kenaikan suku bunga acuan the Fed sebesar 25 basis poin (bps), turun dari kenaikan 50 bps dan 75 bps bank sentral yang terlihat tahun lalu.
Menjelang itu, Departemen Perdagangan akan merilis perkiraan awal produk domestik bruto (PDB) kuartal IV-2022 AS pada hari Kamis.
"Sementara itu, pasar mengharapkan pembuat kebijakan di Bank Inggris dan Bank Sentral Eropa (ECB), yang juga akan bertemu minggu depan, untuk memberikan kenaikan suku bunga 50 bps. ECB terlihat kemungkinan besar akan tetap hawkish," tambahnya.