PT Mayora Indah Tbk dan Institut Teknologi Del bekerja sama untuk mengolah eceng gondok di Danau Toba menjadi pupuk organik. (dok. Mayora)
Direktur PT Mayora Indah Tbk, Johan Muliawan mengatakan pemanfaatan eceng gondok menjadi pupuk organik dapat memberikan dua dampak positif, yaitu mengurangi populasi eceng gondok yang mencemari danau Toba dan menjadikannya bahan baku pembuatan kompos yang akan diolah melalui proses dekomposisi, proses yang dilakukan oleh mikroorganisme terhadap buangan organik.
“Kami akan membangun pabrik yang akan mengubah eceng gondok, yang awalnya adalah gulma dan menjadi masalah di perairan menjadi pupuk organik yang bernilai untuk membantu meningkatkan produktivitas pertanian di sekitar Danau Toba,” ucap Johan.
Fasilitas pengolahan pupuk akan dibangun di dalam Kampus Institut Teknologi Del dengan luas lahan sekitar 1.000 meter persegi, yang meliputi area pengolahan, penampungan, serta area transportasi.
“Pembangunan pabrik akan dibagi dalam dua tahap, yaitu pabrik pengolahan eceng gondok menjadi pupuk padat dan pabrik pengolahan eceng gondok menjadi pupuk cair. Semua proses produksi ini akan dilakukan di area dan di bawah pengawasan IT Del,” tutur Johan.
Rektor IT Del, Arnaldo Marulitua Sinaga mengatakan untuk produksi pupuk organik, dibutuhkan eceng gondok sebanyak 1,1 ton per hari.
“Adapun kebutuhan eceng gondok untuk diolah menjadi pupuk padat dan pupuk cair yaitu 1,1 ton/hari, untuk menghasilkan pupuk padat sebanyak 1 ton/ hari serta pupuk cair sekitar 20-25 liter per harinya,” ucap Arnaldo.
Arnaldo berharap kerja sama antara IT Del dan Mayora itu dapat menjadi solusi permasalahan perairan Danau Toba.
"Dan kami juga berharap ini akan menjadi pilot yang keberhasilannya bisa diduplikasi di wilayah perairan lain,” tutur Johan.