Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan efek hawkish dari Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) kembali berlanjut. Sikap hawkish menyokong penguatan dolar AS yang memang ditunggu-tunggu pelaku pasar.
"Dolar menguat di tengah ekspektasi bahwa perekonomian AS akan tetap lebih tangguh terhadap kenaikan suku bunga dan harga minyak dibandingkan negara lain, setelah Federal Reserve pada pekan lalu memperingatkan akan menaikkan suku bunga lebih lanjut, dan kemungkinan akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama," kata Ibrahim.
Adapun di internal, pelaku pasar menyoroti kenaikan inflasi sebesar 0,19 persen pada September 2023 dibandingkan Agustus 2023 atau secara month-to-month (mtm). Inflasi tahun ke tahun atau year on year (yoy) mencapai 2,28 persen.
"Penyumbang utama inflasi pada September 2023 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Bila menilik komoditas penyumbang inflasi, BPS menyebut yang paling besar adalah inflasi beras," kata Ibrahim.