Ilustrasi botol plastik minuman (unsplash.com/Franki Chamaki)
Sementara, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, menyebut penerapan cukai MBDK akan berdampak pada harga produk di pasaran.
Karena itu, studi mengenai daya beli masyarakat dan elastisitas harga perlu dilakukan agar kebijakan ini tidak menimbulkan resistensi yang berlebihan. Konsumen yang merasa harga minuman berpemanis meningkat tajam, bisa saja mengurangi konsumsi mereka, yang pada akhirnya dapat berdampak pada sektor industri.
"Jadi penerapannya harus bertahap, jangan kemudian sampai mematikan industri. Apalagi industri makanan dan minuman merupakan salah satu yang juga penting di kita. Bahwa akan ada kenaikan harga itu tidak bisa dihindari," kata Eko.
Di sisi lain, kebijakan ini memang bertujuan untuk mengendalikan konsumsi gula demi kesehatan masyarakat, namun harus diterapkan secara bertahap, agar tidak mengganggu industri makanan dan minuman.
"Itu memang masih jadi polemik, ya. Memang terutama di industri minuman punya implikasi kepada harga makanan dan minuman, sehingga harusnya juga mempertimbangkan kemampuan, masih bisa dibeli lah," kata Eko.
Eko juga menekankan kebijakan cukai seharusnya tidak semata-mata untuk menambah penerimaan negara, melainkan lebih berfokus pada pengendalian konsumsi yang berlebihan. Jika gula terbukti berkontribusi terhadap masalah kesehatan seperti diabetes dan obesitas, maka perlu adanya regulasi.