Ilustrasi menabung (IDN Times/Sukma Shakti)
Ia menjelaskan ada beberapa faktor yang mendorong BI harus segera menurunkan suku bunganya. Pertama, inflasi AS yang cenderung menurun di level 2,5 persen.
Hal ini pun menjadi indikasi kuat untuk FFR akan mulai dipangkas. Adapun suku bunga The Fed sekarang di level 5,5 persen.
"Suku bunga acuan AS masih tinggi 5,5 persen jadi kecenderungan kebijakan moneter di Indonesia itu menjaga selisih atau spread suku bunga. Agar suku bunga tidak di bawah FFR, jadi kalau suku bunga The Fed naik kita juga naik lebih tinggi dan kalau stay kita juga stay," ungkapnya.
Lebih lanjut, tensi geopolitik yang mulai mereda, meskipun pada sejumlah isu konflik masih terjadi, namun kecenderungannya mulai menurun. Hal ini membuka ruang untuk momentum menggerakan sektor riil.