Penjual daging babi di Tabanan (IDN Times/Wira Sanjiwani)
Tim Investigasi yang terdiri dari staf Direktorat Kesehatan Hewan, Balai Veteriner Bukittinggi, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), serta Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Pinang mengkonfirmasi adanya temuan ASF pada ternak babi di Pulau Batam.
Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian selaku Otoritas Veteriner Nasional Indonesia, Nuryani Zainuddin mengatakan temuan itu diperoleh dari sampel hasil investigasi yang dilakukan sejak 24-28 April 2023 lalu.
“Dari hasil Laboratorium Veteriner Kementan di Bukittinggi mengkonfirmasi memang ditemukan adanya kasus ASF di salah satu perusahaan peternakan yang berdampak terhadap penutupan impor babi hidup dari Pulau Bulan ke Singapura,” ujar Nuryani.
Saat ini, Nuryani mengatakan pihaknya masih melakukan depopulasi, disposal, dan disinfeksi pada ternak babi di Pulau Bulan, Batam.
“Tim kami saat ini juga terus berkoordinasi dengan Otoritas Veteriner Provinsi Kepri dan telah dilakukan pembatasan lalu lintas babi hidup dan produknya dari Pulau Bulan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selain itu juga dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan depopulasi, disposal dan disinfeksi," kata Nuryani.
Nasrullah mengatakan Singapura akan membuka lagi impor babi dari Pulau Batam dalam bentuk karkas alias daging yang sudah dipotong.