Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi ekspor. (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi ekspor. (IDN Times/Arief Rahmat)

Intinya sih...

  • Nilai ekspor RI Januari–September 2025 naik 8,14 persen menjadi 209,80 miliar dolar AS

  • Industri pengolahan beri andil 12,58 persen terhadap peningkatan nilai ekspor nonmigas

  • Ekspor ke China masih mendominasi dengan nilai sebesar 46,47 miliar dolar AS

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Januari–September 2025 sebesar 209,80 miliar dolar AS. Angka tersebut naik 8,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 194,01 miliar dolar AS.

Dari total tersebut, ekspor migas tercatat senilai 10,03 miliar dolar AS atau turun 14,09 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, ekspor nonmigas mengalami kenaikan sebesar 9,57 persen, dengan nilai mencapai 199,77 miliar dolar AS.

1. Industri pengolahan beri andil 12,58 persen

Perkembanga nilai ekspor Januari-September 2025. (Dok/Istimewa).

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menjelaskan, peningkatan nilai ekspor nonmigas secara kumulatif terutama terjadi pada sektor industri pengolahan dan pertanian.

“Sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama peningkatan kinerja ekspor nonmigas sejak Januari hingga September 2025, dengan andil sebesar 12,58 persen,” ujar Pudji dalam keterangan resmi, Senin (3/11/2025).

Lebih rinci, industri pengolahan sebesar 167,85 miliar dolar AS atau meningkat 17,02 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kemudian pertambangan dan lainnya susut 23,7 persen menjadi 26,73 miliar dolar AS, selanjutnya sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 34,33 persen menjadi 5,19 miliar dolar AS.

"Komoditas ekspor dari sektor industri pengolahan yang mengalami kenaikan cukup besar, antara lain minyak kelapa sawit, logam dasar bukan besi, barang perhiasan dan barang berharga, kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian, serta semikonduktor dan komponen elektronik lainnya," tutur Pudji.

2. Ekspor ke China masih mendominasi

Ilustrasi ekspor-impor (Pixabay)

Jika dilihat berdasarkan negara dan kawasan tujuan utama, nilai ekspor nonmigas ke China tercatat sebesar 46,47 miliar dolar AS, atau naik 9,19 persen dibandingkan periode Januari–September 2024.

Kemudian Amerika Serikat sebesar 23,03 miliar dolar AS, India turun menjadi 14,02 miliar dolar AS. Sedangkan ekspor ke ASEAN naik menjadi 38,53 miliar dolar AS, Eropa sebesar 14,46 miliar dolar AS.

"Secara kumulatif, ekspor nonmigas ke Amerika Serikat, ASEAN, dan Uni Eropa juga mengalami peningkatan, sementara ekspor ke India tercatat mengalami penurunan," ungkapnya.

3. Kinerja ekspor per September capai 24,68 miliar dolar AS

Kinerja ekspor per Septermber naik 11 persen. (Dok/Istimewa).

Khusus pada September 2025, nilai ekspor Indonesia mencapai 24,68 miliar dolar AS, naik 11,41 persen dibandingkan September 2024. Nilai ekspor migas tercatat sebesar 0,99 miliar dolar AS atau turun 13,61 persen secara tahunan.

Sementara itu, nilai ekspor nonmigas meningkat 12,79 persen menjadi 23,68 miliar dolar AS. 2 ini terutama didorong oleh lonjakan pada sejumlah komoditas utama, yaitu:

  • Logam mulia, perhiasan, dan permata (HS 71) yang naik 168,57 persen dengan andil 5,66 persen,

  • Besi dan baja (HS 72) yang meningkat 23,67 persen dengan andil 2,48 persen, serta

  • Lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) yang naik 18,00 persen dengan andil 1,70 persen.

Editorial Team