Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri BUMN Erick Thohir. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan kunjungan ke Sanya, Tiongkok, pada Rabu (19/8/2020) kemarin. Kunjungan tersebut rencananya akan berlangsung hingga 21 Agustus 2020.

Dilansir dari kantor berita Xinhua, Kamis (20/8/2020), kehadiran Menlu Retno dan Menteri BUMN Erick Thohir merupakan undangan dari Anggota Dewan Negara Tiongkok dan Menteri Luar Negeri Wang Yi.

1. Bahas hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok

Presiden Joko "Jokowi" Widodo bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping (Dokumentasi Kemenlu)

Kedua menteri pemerintahan Presiden Jokowi-Wapres Ma'ruf Amin ini akan bertukar pikiran sekaligus membicarakan hubungan bilateral kedua negara. Bukan omong kosong lagi bila kedua negara ini memiliki hubungan bilateral yang baik.

"Akan mengadakan pembicaraan dan bertukar pandangan tentang hubungan bilateral, kerja sama anti-epidemi, kerja sama Belt and Road, hubungan China-ASEAN, serta masalah internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian.

2. Koordinasi dengan Sinovac usai uji klinis vaksin di Indonesia

Vaksin COVID-19 Sinovac. Dok. IDN Times/bt

Beberapa waktu lalu, Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan bahwa Erick Thohir akan menuju ke Tiongkok untuk melakukan koordinasi dengan Sinovac Biotech. Hal itu dilakukan usai Indonesia melalukan uji klinis terhadap vaksin untuk COVID-19.

"Ke sana (Tiongkok) untuk saling koordinasi setelah mulai uji klinis di Indonesia," ucap Arya beberapa waktu lalu.

Adapun Sinovac telah bekerja sama dengan perusahaan pelat merah Indonesia, Bio Farma, dalam pengembangan vaksin COVID-19. 

alasan Bio Farma ditunjuk dalam melakukan uji klinis vaksin itu, kata Arya, karena perusahaan farmasi pelat merah ini cukup dikenal di kalangan internasional. Bio Farma juga dinilai mampu melakukan pembuatan dan uji klinis vaksin.

Sebelumnya, Sinovac--perusahaan biofarmasi Tiongkok, telah mengembangkan proyek vaksin ini di tahap awal. "Karena memang kita tahu juga bahwa virus yang ada di Indonesia, virus yang memang bisa saja berbeda dengan di Tiongkok dan itu yang kita lakukan tes genis apakah memang cocok dan bisa matikan virus corona yang ada di indonesia," ujar Arya.

3. Indonesia-Tiongkok sepakat harga vaksin bersahabat

Simulasi uji klinis vaksin sinovac COVID-19 di RSUP Unpad, Kota Bandung. (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Diberitakan sebelumnya, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menegaskan bahwa Jakarta dan Beijing telah sepakat mengenai akses terhadap vaksin COVID-19. Dalam press briefing secara virtual pada Kamis 30 Juli 2020, Retno mengungkap dirinya baru saja melakukan komunikasi langsung dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi.

Menurut Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin COVID-19 Eddy Fadlyana, hingga Selasa 28 Juli 2020, sudah ada 400 relawan yang ingin menjadi subyek tes calon vaksin tersebut di Jawa Barat. Di sejumlah negara lain, pengujian serupa juga berlangsung demi mempercepat penemuan dan produksi vaksin.

Retno menggarisbawahi Indonesia dan Tiongkok pun satu suara terkait pentingnya kolaborasi internasional dalam respons COVID-19, termasuk memastikan vaksin tersedia dalam jumlah cukup dan dengan harga terjangkau bagi semua masyarakat.

"Indonesia dan RRT sepakat kolaborasi internasional, terutama dalam menjamin rantai pasokan bahan baku bagi produksi obat dan pengembangan vaksin," kata Retno.

Editorial Team