ilustrasi Facebook (IDN Times/Sunariyah)
Ihwal perseteruan ini bermula dari keinginan pemerintah Australia untuk membuat arena yang sejajar antara perusahaan media lokal dan raksasa teknologi asing. Berdasarkan laporan, industri media di negara itu kesulitan bersaing dalam hal iklan baik dengan Facebook maupun Google.
Ini dipengaruhi oleh kebiasaan orang yang sekarang lebih sering mengonsumsi berita dari media sosial dan mesin pencarian. Apalagi semakin banyak yang menggunakan aplikasi Facebook, Instagram, dan Google untuk berjejaring, serta pada saat bersamaan mendapatkan informasi.
Australia mengaku khawatir dengan dominasi Facebook dan Google yang memperoleh pendapatan, salah satunya dari berita-berita yang diproduksi oleh jurnalis lokal. Namun, mereka justru tidak bisa mendapatkan keamanan kerja. Misalnya, pada Mei, News Corp. milik taipan media Rupert Murdoch harus memecat lebih dari 100 jurnalisnya.
Executive Chairman News Corp Australasia Michael Miller pun menuding Facebook dan Google berperan dalam hal ini.
"Masa saat platform-platform teknologi menunggangi konten orang lain secara cuma-cuma akan berakhir," ujarnya. "Mereka mendapatkan banyak keuntungan dengan memakai konten berita yang dibuat oleh orang lain dan sekarang waktunya mereka berhenti membantah kebenaran fundamental ini," lanjut Miller.